Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Fakta di Balik Kabar Gibran Maju Pilkada | Pelabuhan di Calon Ibu Kota Negara, Mencekam

Kompas.com - 17/10/2019, 06:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, yang ingin maju dalam Pilkada Solo 2020 nanti ternyata menyita perhatian masyarakat.

Antonius Yogo Prabowo, Koordinator Forum Muda Visioner Solo, yang juga merupakan pendukung Gibran, mengatakan, ayah dari Jan Ethes itu telah membulatkan tekad maju dalam dunia politik.

Sementara itu, kasus seorang siswi SMP, DPK (14), yang dicabuli guru les olah vokalnya sendiri hingga hamil, juga menjadi sorotan.

Kehamilan DPK tersebuut terungkap setelah orangtuanya melihat DPK sering kelelahan dan ada perubahan dari tubuhnya. Saat itu, usia kandungan DPK telah 8 bulan.

Baca berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kabar Gibran mau all out ke dunia politik

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (kanan) bersiap memberikan keterangan pers usai menyerahkan berkas pendaftaran anggota PDI Perjuangan di kantor DPC PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/9/2019). Gibran Rakabuming Raka daftar menjadi kader PDI Perjuangan sebagai syarat untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Solo pada Pilkada tahun 2020 mendatang.ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (kanan) bersiap memberikan keterangan pers usai menyerahkan berkas pendaftaran anggota PDI Perjuangan di kantor DPC PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/9/2019). Gibran Rakabuming Raka daftar menjadi kader PDI Perjuangan sebagai syarat untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Solo pada Pilkada tahun 2020 mendatang.

Yogo menjelaskan, saat bertemu Gibran, dirinya mendengar ayah Jan Ethes tersebut siap maju pilkada, Selasa (15/10/2019).

"Kami kemarin diundang ke rumah Mas Gibran. Kami sudah branding (Mas Gibran) jangan-jangan kami bertepuk sebelah tangan. Tapi ternyata tidak. Di luar dugaan jawaban Mas Gibran luar biasa," kata Yogo.

Menurut Yogo, dalam pembicaraannya itu, Gibran siap bertarung dan all out.

"Mas Gibran mengatakan 'Saya all out, saya siap untuk bertarung di pencalonan kepala daerah. Dan, saya siap memaparkan banyak planning dan visi misi untuk membangun Solo'," kata Yoga menirukan Gibran.

Baca berita selengkapnya: Menyoal Gibran Maju Pilkada Solo, Bukan Pilihan PDI-P Solo hingga Anjuran Ganjar

2. Siswi SMP dicabuli guru olah vokalnya

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Menurut Kapolres Padang Panjang, AKBP Sugeng Hariyadi yang dihubungi Kompas.com, Rabu (16/10/2019), kehamilan korban terungkap setelah usia kandungan sudah 8 bulan.

"Dia pintar menyembunyikan kehamilannya," kata Sugeng.

"Sampai 8 bulan tidak ada yang tahu hingga orangtuanya curiga karena dia sering kelelahan dan ada perubahan di tubuhnya."

Sugeng menyebutkan, setelah orangtuanya curiga, DPK dibawa pergi ke klinik bidan untuk diperiksa. Ternyata DPK sedang hamil besar 8 bulan.

Selain dari orangtuanya, DPK juga mampu menyembunyikan kandungannya dari teman-teman sekolah dan gurunya.

"Selama hamil dia tetap sekolah. Dia bisa sembunyikan kehamilannya dari kawan-kawannya," kata Sugeng.

Baca berita selengkapnya: Siswi SMP yang Dicabuli Guru Les Vokal Sembunyikan Kehamilan hingga 8 Bulan

3. Suasana mencekam di calon ibu kota negara

Massa membawa senjata tajam di Pelabuhan Ferry Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Rabu (16/10/2019).Istimewa Massa membawa senjata tajam di Pelabuhan Ferry Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Rabu (16/10/2019).

Kasus penikaman di Pantai Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, ternyata berbuntut panjang.

Keluarga korban mendatangi lokasi tempat tinggal pelaku di Gang Buaya kilometer 1 Pelabuhan Feri Penajam dengan membawa senjata tajam, Rabu (16/10/2019) sekitar 13.30 Wita.

Tak hanya mencari pelaku penikaman, keluarga korban juga membakar sejumlah bangunan kayu di kawasan pelabuhan.

Seorang warga PPU yang enggan disebutkan berada di lokasi kejadian, menceritakan, hingga malam ini, pukul 19.00 Wita, kondisi di pelabuhan feri masih mencekam.

Baca berita selengkapnya: Pelabuhan Feri di Calon Ibu Kota Negara Mencekam, Sejumlah Bangunan Dibakar

4. Aniaya menantu hingga tewas dan lukai istri, pria ini tak ditahan

Kapolres Gresik, AKBP Kusworo Wibowo, saat memberikan penjelasan kepada awak media terkait tidak ditahannya pelaku penganiayaan istri dan menantu hingga tewas, Selasa (15/10/2019). KOMPAS.com/HAMZAH ARFAH Kapolres Gresik, AKBP Kusworo Wibowo, saat memberikan penjelasan kepada awak media terkait tidak ditahannya pelaku penganiayaan istri dan menantu hingga tewas, Selasa (15/10/2019).

Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo, menjelaskan, Suwoto (56) warga Desa Madumulyorejo, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur, tidak ditahan karena mengalami gangguan jiwa.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu (6/10/2019), pelaku menganiaya istrinya, Kamsinga (54), hingga terpaksa mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Sementara menantunya sendiri, Ernawati (47), harus meregang nyawa akibat dibacok oleh Suwoto.

Baca berita selengkapnya: Istri Dianiaya hingga Kritis, Menantu Tewas, Tapi Pelaku Tidak Ditahan

5. Nasib nenek Paulina hidup sebatang kara di gubuk reyot

Nenek Paulina Poing (79), warga Dusun Gehak Reta, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, tengah duduk di serambi gubuknya yang reyot, Selasa (15/10/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Nenek Paulina Poing (79), warga Dusun Gehak Reta, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, tengah duduk di serambi gubuknya yang reyot, Selasa (15/10/2019).

Nenek Paulina Poing (79), warga Dusun Gehak Reta, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, puluhan tahun hidup di gubuk tua yang sudah reyot seorang diri.

Nenek Paulina, diketahui memang hidup selibat sejak usia muda. Saat ini, di usianya yang sudah renta, Paulina hidup penuh keterbatasan.

Dirinya bertahan dengan menjual kelapa di halaman rumahnya itu. Bila tidak ada yang laku, Paulina pun harus rela menahan lapar.

"Setiap hari saya jual kelapa untuk beli beras dan minyak goreng. Kalau kelapa tidak laku, kadang saya tidak makan," tutur nenek Paulina kepada sejumlah awak media, Selasa (15/10/2019).

Baca berita selengkapnya: Susahnya Hidup Nenek Paulina: Tinggal Sendiri di Gubuk Reyot, Jual Kelapa untuk Beli Beras

(Penulis: Kontributor Maumere, Nansianus Taris, Kontributor Gresik, Hamzah Arfah, Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton, Kontributor Padang, Perdana Putra)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com