Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topeng Babi dan Kostum Warna-warni di Tengah #GejayanMemanggil2, Siapa Mereka?

Kompas.com - 01/10/2019, 11:55 WIB
Wijaya Kusuma,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan mahasiswa dan aktivis menggelar aksi #GejayanMemanggil pada Senin (30/9/2019).

Massa memadati Simpang Tiga Kolombo, Jalan Gejayan, Yogyakarta, untuk berunjuk rasa.

Di sisi utara Simpang Tiga Kolombo, terdengar sayup-sayup suara musik dan suara terompet mirip dengan musik reog.

Terlihat beberapa orang mengenakan kostum yang unik dan berwarna-warni duduk di atas tikar.

Mereka memainkan alat musik terompet reog, kenong, dan jimbe.

Baca juga: Jeruk dan Apel untuk Mahasiswa yang Demo Saat Aksi #GejayanMemanggil

Seorang pria mengenakan topeng babi. Sementara dua orang yang berkerudung plastik sampah berdiri di depan para pemusik.

Mereka menari mengikuti alunan musik yang dimainkan.

Spontan, kehadiran mereka menjadi perhatian massa yang berkumpul.

Keberadaan mereka sekaligus menjadi hiburan di tengah terik matahari yang panas di Jalan Gejayan.

Beberapa orang tampak antusias berdiri mengelilingi untuk menyaksikan pertunjukan seni tersebut.

Sekumpulan seniman ini menjadikan Jalan Gejayan sebagai lokasi pertunjukan seni sehingga membuat aksi damai #GejayanMemanggil2 semakin berwarna.

Satu di antara mereka adalah Maulana, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Dia mengatakan, kekerasan bukanlah cara-cara dalam berdemokrasi.

"Kami ingin menunjukan demokrasi itu hanya bisa terlaksana jika semuanya saling menerima dan saling melakukannya dengan cinta," ujar Maulana saat ditemui di Simpang Tiga Kolombo, Senin.

Di tengah aksi #GejayanMemanggil2, kelompok gabungan, baik dari mahasiswa ISI maupun seniman muda Sewon, Bantul, ini sengaja mengusung konsep pertunjukan seni.

Sebab, pertujukan seni juga bisa menjadi sarana menyampaikan aspirasi, sekaligus untuk mendinginkan suasana.

"Kami sudah cukup prihatin beberapa hari ini banyak teman kami yang gugur, meninggal, karena memperjuangkan demokrasi. Demokrasi seharusnya membuat kita makin dekat, membuat kita makin guyub, membuat kita saling mengerti," kata Maulana.

Kostum warna-warni dan topeng babi yang dihadirkan merupakan ekspresi tentang kondisi dan situasi saat ini.

Namun, inti dari pesan yang ingin disampaikan adalah berdemokrasi dengan saling menerima dan melakukan dengan cinta.

"Intinya kami tidak ingin marah. Kami ingin mengingatkan ke semua orang bahwa kita bisa kok sebenarnya (berdemokrasi) asal saling menerima satu sama lain," kata Maulana.

Setelah aksi usai, mereka berjalan bersama-sama sambil memainkan musik dan menari. Uniknya lagi, sambil berjalan, ada salah satu orang dari seniman muda yang keramas.

Aksi #GejayanMemanggil2 yang digelar berlangsung tertib dan damai.

Massa meninggalkan Simpang Tiga Kolombo sekitar pukul 16.30 WIB.

Kondisi Simpang Tiga Kelombo juga terlihat tetap bersih dari sampah.

Baca juga: #GejayanMemanggil dan Suara dari Gejayan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com