TERNATE, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ikut menyelidiki kapal kargo MV Nur Allya yang hilang kontak sejak 23 Agustus 2019 lalu di perairan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Tim dari KNKT, Rabu (04/09/2019) siang tadi bersama tim SAR gabungan yang ada di Kota Ternate akan turun langsung ke lokasi pertama kali MV Nur Allya mengirimkan sinyal marabahaya.
“Siang ini pukul 13.00 WIT kita akan melakukan penyisiran bersama tim dari KNKT dengan menggunakan Kapal KN Pandudewanata menuju lokasi pertama kali distress alert,” kata Kepala Basarnas Ternate Muhammad Arafah dalam keterangan persnya di kantor Basarnas Ternate, Rabu.
Baca juga: Setiap Hari, Basarnas Ditelepon Keluarga ABK MV Nur Allya yang Hilang di Obi
Sementara itu, Bambang Irawan dari KNKT mengatakan, dalam pencarian ini mereka akan menggunakan alat Ping Locater yakni alat yang digunakan pada saat pencarian pesawat Adam Air di Tanjung Karawang.
Pencarian ini, katanya, akan dilakukan berdasarkan posisi AIS (Automatic identification system) terakhir tidak berfungsi serta posisi alat pertama kali pancarkan sinyal dari kapal.
“Posisi akhirnya kita sudah dapatkan, kita juga berharap dengan upaya yang kami lakukan dapat berjalan dengan baik dan tentunya hasilnya optimal,” kata Bambang di Kantor Basarnas Ternate.
“Kalau di pesawat kan, punya black box nah kalau pada kapal black box-nya itu ada yang namanya voyage data recorder, kita harapkan baterainyanya dapat berfungsi sehingga dapat memancarkan sinyal,” kata Bambang lagi.
Kapal itu pertama kali mengirimkan sinyal marabahaya pada 23 Agustus 2019 pukul 20.45 WIT.
Sinyal itu ditangkap oleh Satelit Cospas-Sarsat USA di koordinat 01°18’48.00?S / 128°38’24.00?T, dan telah diteruskan ke IDMCC (Indonesian Mission Control Centre) Basarnas Indonesia.
Baca juga: Pencarian Kapal MV Nur Allya, Tim SAR Temukan Tumpahan Minyak
Beberapa hari kemudian, sinyal sempat terdeteksi di Kepulauan Buru, Maluku.
Namun tim SAR gabungan belum juga mendapatkan tanda-tanda keberadaan kapal milik PT Gurita Lintas Samudra itu.
Sementara dalam pencarian yang dilakukan dari 23 Agustus 2019 lalu, tim SAR gabungan sudah menemukan alat bukti berupa satu unit sekoci milik MV Nur Allya.
Tim juga menemukan tumpahan minyak di perairan Obi yang hingga kini masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.
Baca juga: Kisah Pencarian Kapal MV Nur Allya: Sekoci Ditemukan, tapi 25 ABK Hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.