Tujuannya agar Bandara Kertajati dapat menjadi alternatif dikebutuhan lainnya untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor logistik. Sebagai tujuan awal, kata Singgih, Bandara Kertajati diproyeksikan akan menjadi pusat hubungan pergerakan orang dan barang.
Singgih menjelaskan, mayoritas pergerakan barang itu berkutat di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jabar dan Banten. Jawa Barat sendiri memiliki sumbangsih terbesar secara nasional untuk pendistribusian barang keluar dengan angka 40 persen.
“Itu gagasan sangat baik. Saat dimana sekarang jumlah penumpang belum optimal, tapi kami sebagai bandara yang akan dioptimalkan melalui basis kargo e-commerce, ini jelas bagus,” ucap Singgih.
Dia menjelaskan, tahap awal kargo yang sudah siap saat ini seluas 4.500 meter persegi. Namun, jika kebutuhan terus meningkat, kawasan aerocity yang hanya berjarak dua kilometer dari bandara bisa menjadi pilihan tepat.
Sebab, kawasan yang mengusung konsep aerotropolis sebagai penyangga bandara itu menyediakan logistik hub di lahan seluas 400 hektar. Singgih pun menilai, kawasan tersebut siap untuk digunakan untuk menunjang kegiatan pusat logistik.
Lebih lanjut, Singgih menganggap, rencana itu dapat menjadi salah strategi untuk menumbuhkan keramaian di Bandara Kertajati dengan meningkatkan frekuensi penerbangan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan