Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Hati Rasman Melihat Anaknya Dianiaya Geng Motor di Medan, Tak Sadarkan Diri hingga Habis Ratusan Juta

Kompas.com - 08/04/2019, 13:25 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Khairina

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Wajah Kasmar Lumbanraja menggantung mendung, menunggu kesembuhan anak laki-laki satu-satunya Rico Lumbanraja (15).

Penerus marganya itu sedang terbaring tak berdaya di tempat tidur kamar 1.116 lantai 11 Rumah Sakit Royal Prima di Jalan Ayahanda, Medan. Berbagai selang dan alat medis menempel di tubuhnya.

Iman Kasmar menyakini akan datang pertolongan Tuhan atas ketabahan menerima cobaan paling berat dalam hidupnya ini.

"Enpat belas hari sudah Rico dirawat, Kamis (4/4/2019) kemarin, sudah Rp 117 juta yang harus dibayar. SK saya sudah di bank jadi jaminan pinjam uang buat rumah," kata Kasmar saat ditemui pada Sabtu (6/4/2019) petang.

Sang istri Rosita Simatupang yang duduk di sampingnya tertunduk.

Baca juga: Todong Warga Pakai Samurai, 3 Anggota Geng Motor di Depok Ditangkap

Jutaan biaya yang harus dibayar itu adalah untuk perawatan enam hari tak sadarkan diri di ICU.

Operasi saraf otak karena berdasarkan diagnosa dokter Rico mengalami pendarahan di otak dan operasi pemasangan ring di ruas jari tengah sebelah kiri yang patah. Belum lagi tangan kanan juga patah.

Selama 13 hari perawatan sudah ada tiga kali dia memberikan deposit ke rumah sakit, totalnya sekitar Rp 21 juta.

"Saya lagi usaha cari uang deposit lagi karena sisa gaji tinggal Rp 2 juta. Saya sedang cari sana-sini untuk dapat pinjaman," ucap warga Jalan Gaperta Ujung, Medan ini.

Baca juga: Anak di Bawah Umur Masuk Geng Motor, Penanganannya Butuh Pendekatan Berbeda

Pria yang sehari-hari mengajar di SMP Negeri 5 Medan ini mengaku menjadi korban Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan geng motor.

Di sekolah, dia mengingatkan murid-muridnya agar menjauhi narkoba dan jangan masuk gerombolan bermotor sebab tidak ada manfaatnya.

Berharap mendapat dukungan, dia lalu mencurahkan isi hatinya ke Facebook lewat akun pribadinya Kasmar Lumbanraja dan viral.

Di laman media sosialnya itu, Kasmar menulis,

Inilah kondisi anak saya, Rico Lumbanraja, pelajar SMA St.Thomas 3 Medan, kelas 10 IPA 2. Terpaksa operasi otak dan tangan, dan saat ini dirawat di RS Royal Prima, masih koma 10 hari akibat kebrutalan dan kesadisan sekelompok geng berjumlah lebih 30 sepeda motor berboncengan yang menyerang satu rumah temannya bermarga Purba di Jalan Pembangunan 5 Tanjunggusta Medan tanggal 24 Maret 2019 pukul 00.30 WIB.

Saat ini (kasusnya) sudah ditangani Polsek Medan Helvetia.

Setelah keluar surat lapor polisi, pihak RS Royal Prima menolak memberlakukan Askes/BPJS nya untuk perawatan medis, karena surat lapor polisi menyebutkan pidana penganiayaan secara bersama-sama.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Ahok Datangi Kantor PDI-P di Bali | 19 Anggota Geng Motor Menangis di Kantor Polisi

Kasmar menjelaskan kalau dirinya sudah berkonsultasi ke BPJS dan diarahkan ke LPSK di Jakarta.

Jawaban LPSK, yang mereka tangani adalah pidana prioritas seperti pelanggaran HAM berat, terorisme, dan perdagangan orang. 

Kasmar gundah gulana, dia merasa dua lembaga itu saling lempar tanggungjawab. Akhirnya dia memilih merawat anaknya sebagai pasien umum dengan biaya ratusan juta.

Saya pasti tidak sanggup bayar sebagai ASN seorang guru. Mohon perhatian dan dukungan pemerhati dan sahabat saya semua tentang regulasi lembaga ini. Kepada yang terhormat kepada Kepolisian RI Polsek Medan Helvetia agar mengusut tuntas kasus ini supaya tidak timbul korban-korban Rico yang lain.

Keberadaan Geng Motor ini sungguh sudah meresahkan orang tua dan pendidik di Medan Sumut ini. Yang terhormat Wakil Rakyat di DPRD, DPR RI mohon dipastikan masalah Askes/BPJS dan LPSK. Kepada semua sahabat FB saya dimana pun berada mohon dukungan doanya untuk kesembuhan anak saya ini. Atas nama keluarga saya haturkan terimakasih. Semoga para pemangku kepentingan di negara ini mendengar suara hati rakyat korban ketidakadilan.

Itu tulisan Kasmar di akun Facebook-nya.

"Sudah 6.000-an lebih netizen yang membaca tulisan saya, merinding saya. Banyak yang bersimpati, kumpulan semarga, teman-teman sesama guru, dan murid-murid saya. Berkat Tuhan juga Rico semakin membaik. Citra juga sebentar lagi akan menikah," katanya dengan tersenyum.

 Harapannya kini tertumpu pada Polrestabes Medan dan Polsek sekitarnya untuk menyelesaikan tuntas dan adil kasus ini, dan semakin aktif melakukan patroli malam.

Dia juga meminta regulasi BPJS dan LPSK dikaji ulang agar masyarakat mengetahui dan bisa menjaga dirinya.


"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua yang sudah bersimpati. Anak saya semakin sehat dan membaik. Kejadian ini semakin menguatkan iman dan banyak pelajaran yang saya dapat. Kita berharap tidak ada Rico-Rico yang lain," pungkas Kasmar.

Korban kekejaman geng motor

Rico Lumbanraja adalah korban salah sasaran 30-an anggota kelompok pengendara sepeda motor yang menyebut dirinya Geng Motor Ezto.

Penyerangan terjadi di Jalan Pembangunan V, Kelurahan Tanjunggusta, Kecamatan Helvetia, pada Minggu (24/3/2019), sekitar pukul 00.30 WIB.

Massa yang beringas mendatangi rumah Jojo Purba yang merupakan teman korban. Kebetulan pula, korban berada di situ, berkumpul merayakan ulang tahun salah seorang temannya dengan memanggang ikan.

Baca juga: Tantangan di Instagram yang Berujung Pembacokan oleh Geng Motor

Tiba-tiba hujan batu datang, lalu serangan membabi-buta. Semua lari cari selamat, korban yang tak melarikan diri jadi bulan-bulanan massa.

Setelah tak berdaya dan jatuh ke tanah dengan berlumuran darah, salah seorang pelaku dengan kejam melindasnya menggunakan roda sepeda motor. Babak demi babak kejadian terekam kamera pengintai rumah Jojo.

Cerita punya cerita, Jojo inilah yang dicari para gerombolan barbar itu karena pernah berselisih dengan anggota mereka.

"Malam itu permisi dia mau bakar-bakar sama kawannya. Tak ada firasat apa-apa, aku cuma bilang cepat pulang..." kata Rosita Simatupang.

"Kalau lari aja dia, mungkin tak ketangkap sama geng motor itu. Pas saya tengok CCTV, lemas aku. Anakku dipukuli dan dilempari pakai balok," timpal Kasmar.

Waktu memasuki pukul 22.00 WIB, Rico belum juga pulang, Rosita mulai gelisah. Tepat jam 24.00 WIB, batang hidung anaknya tak jua muncul, firasat seorang ibu mulai curiga tapi dia masih bertahan menunggu.

Jelang subuh, datang polisi bersama teman anaknya, Sandi mengabarkan kejadian. Pertanyaan pertama yang dilontarkan ibu dua anak ini adalah apakah anaknya masih hidup.

"Jantung ku deg-degkan pas tahu Rico masuk rumah sakit karena dianiaya. Ke rumah sakitlah kami, menurut perawat harus dirujuk karena luka yang dialami tidak ditanggung rumah sakit. Kutengok Rico meronta-ronta, dokter bilang dia trauma," ujar Kasmar.


Oleh dokter, pasangan suami istri ini diberi tiga pilihan rumah sakit untuk yang mampu memberikan perawatan medis maksimal anaknya. Pilihan jatuh ke RS Royal Prima sebab terdekat dengan rumah.

Tiga hari di ruang ICU, dokter bilang tanggungan Jasa Raharja ada batasnya. Dokter menyarankan untuk mengaktifkan BPJS.

Empat hari setelah itu diminta ambil surat lapor polisi, tak lama rumah sakit mengatakan pengobatan anaknya tidak bisa ditanggung.

"BPJS bilang biaya perobatan Rico tidak bisa ditanggung, saya tidak terima. Mereka mengarahkan ke LPSK, saya turuti. Daftar online dan menyerahkan semua syarat yang diminta, LPSK malah bilang ini bukan bagian mereka. Jadinya kami pakai biaya umum, total biaya sampai hari ini Rp 117 juta," bebernya.

Baca juga: Geng Motor Selandia Baru Ini Bakal Jaga Muslim Saat Menunaikan Shalat

Dua belas hari pasca-kejadian, orangtua dua pelaku David dan Gani datang menjenguk. Melihat kondisi korban, mereka mengaku prihatin. Kasmar hanya meminta doa mereka untuk kesembuhan anaknya.

Kalau semua biaya ditanggung BPJS, tidak ada masalah. Namun sampai hari ini dirinya masih berharap regulasi BPJS bisa diubah.

"Saya bilang, tidak ada orangtua yang mau anaknya seperti ini," ucapnya.

Tiga pelaku ditangkap

Kapolsek Helvetia Kompol Trila Murni mengatakan, Tim Pegasus Satreskrim Polrestabes Medan telah menangkap tiga tersangka penganiaya Rico masing-masing David Mangatas Nadapdap (25) warga Jalan Lembaga Pemasyarakatan Nomor 336 A Desa Tanjunggusta, Kecamatan Sunggal.

Selain ikut melakukan pengerusakan dan penganiayaan, tersangka ini yang menabrak korban sebanyak dua kali dengan sepeda motornya.

Kemudian Gani Ari Kristian (29) warga Jalan Lembaga Pemasyarakatan Nomor 279 Desa Tanjunggusta dan Arianto Fransiskus Manalu (22) warga Jalan Pantai Timur II Rel Nomor 10, Kelurahan Cinta Dame.

Ketiganya ditangkap pada Selasa (26/3/2019). Saat ini polisi masih melakukan pengejaran pelaku lain yang identitasnya sudah diketahui.

"Keterangan sementara ketiga tersangka yang diamankan, mereka menyerang kelompok korban karena diduga menghajar salah seorang teman mereka. Para pelaku mengaku dari Geng Motor Ezto, sedangkan para korban dari Geng Motor XL, ada juga yang bilang dari Kentang Kupas Family. Korban waktu itu tidak kami temukan di TKP, tapi 100 meter dari lokasi," kata Trila.


Dijelaskannya, malam itu petugas patroli yang mendapat informasi terjadi penyerangan geng motor menemukan korban tergeletak di tengah jalan.

Dengan menggunakan kain sarung karena kalau menunggu ambulan tidak memungkinkan, Trila membawa korban menggunakan mobil patroli ke RS Hermina, Medan.

Setelah keluarga membuat pengaduan, polisi langsung bergerak mencari para pelaku.

"Ketiga pelaku itu diamankan di Jalan Asrama, dekat lokasi juga. Sedang santai, tidak melawan waktu ditangkap," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com