SURABAYA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyinggung fenomena golput yang terus digaungkan beberapa kelompok menjelang Pemilu 2019.
Hal itu ia katakan saat mengisi kajian "Ngaji Kebangsaan" di hadapan puluhan ribu slankers yang datang memadati Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Sabtu (7/4/2019) malam.
Menurut Mahfud, warga negara yang memilih golput biasanya berpikir rasional dan memiliki pilihan dan menginginkan pemimpin yang baik.
Baca juga: Bawakan 12 Lagu, Ini Pesan Slank saat Konser Ngaji Kebangsaan di Surabaya
Namun, apabila mereka tidak memilih, justru nanti yang akan terpilih adalah calon pemimpin yang lebih buruk.
Ia pun meminta kepada masyarakat supaya tidak golput dan menggunakan hak suaranya untuk memilih pada hari pemungutan suara 17 April 2019 nanti.
"Oleh sebab itu pilihlah yang tersedia, karena begitulah sejatinya demokrasi itu. Jangan sampai golput," kata Mahfud.
Demokrasi Indonesia
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD juga bercerita bagaimana sistem demokrasi jadi pedoman dalam bernegara di Indonesia.
Ia menyebut, sistem demokrasi di Indonesia dibahas dan didiskusikan oleh para pendiri negeri, termasuk Soekarno, usai Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, yakni 74 tahun lalu atau 17 Agustus 1945.
Saat itu, ungkap Mahfud, para pendiri bangsa ada yang menginginkan demokrasi, ada yang menginginkan sistem kerajaan, dan sistem lain.
Baca juga: Ini Tiga Hal Istimewa di Konser Ngaji Kebangsaan bersama Slank
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.