Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kakak Tewas di Tangan Adik Kandung, gara-gara Warisan hingga Pelaku Serahkan Diri ke Polisi

Kompas.com - 28/01/2019, 09:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah, gempar setelah mendengar Radi (54) meninggal karena dibacok sang kakak, Wadiyo (72), warga Desa Telawah, Karangayung. 

Berdasarkan keterangan polisi, Wadiyo dan Radi berselisih paham terkait batas tanah warisan. Usai membacok sang adik, Wadiyo menyerahkan diri ke Polsek Karangayung. 

Polisi segera mengamankan Wadiyo dan barang bukti berupa sebilah arit, pada hari Minggu (27/1/2019).

Berikut ini fakta lengkap dari kasus pertikaian Wadiyo dan Radi di Grobogan:

1. Gara-gara batas tanah warisan

Ilustrasi penganiayaanKompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan

Wadiyo tiba ke rumah Radi di Desa Jetis dengan menggunakan sepeda ontel. Wadiyo sempat menunggu di depan rumah adiknya tersebut karena Radi masih berada di pasar.

Setelah Radi pulang, Wadiyo dan Radi lalu terlibat pertengkaran terkait batas tanah warisan orangtua mereka yang berupa area persawahan. Sawah warisan mereka letaknya berdampingan.

"Pelaku datang ke rumah korban naik sepeda ontel dengan membawa sebuah sabit. Ketika itu pelaku menunggu di depan karena korban ke pasar. Setelah pulang, korban dan pelaku lantas bertengkar perihal batas tanah keduanya yang posisinya berdampingan. Korban dibacok hingga tewas seketika bersimbah darah," kata Margo (48), salah satu tetangga korban.

Baca Juga: "Aku Habis Membunuh Adikku, Antar Aku ke Kantor Polisi"

2. Korban tewas di lokasi kejadian

Pembunuhan.Thinkstock Pembunuhan.

Perselisihan Wadiyo dan Radi semakin memanas. Wadiyo segera mencabut sabit yang dibawanya dan menyerang Radi secara membabi buta.

Akibatnya, Radi mengalami luka parah dan banyak mengeluarkan darah. Keluarga dan para tetangga yang mendengar keributan segera mendatangi lokasi kejadian.

Saat itu warga melihat Radi sudah tak bernyawa dengan sejumlah luka bacok. Sementara itu, Wadiyo pergi ke ke kantor polisi untuk menyerahkan diri.

"Korban meninggal dunia di lokasi karena pendarahan serius," kata Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agus Supriyadi Siswanto kepada Kompas.com.

Baca Juga: Terlibat Cekcok, Seorang Kakek Bacok Adik Kandung hingga Tewas

3. Pelaku menyerahkan diri ke kantor polisi

Ilustrasithawornnurak Ilustrasi

Menurut Kapolsek Karangyung AKP Sukardi, saat itu pelaku mengaku emosi karena korban terus memaki dan membentaknya secar kasar.

"Batas sawah yang dipermasalahkan pelaku dan korban. Sebagai kakak, pelaku emosi karena dimaki-maki," kata Sukardi.

Setelah itu, pelaku menyerahkan diri ke Polsek Karangayung. Polisi segera mengamankan pelaku dan barang bukti berupa sebilah sabit.

"Setelah melaksanakan aksinya pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek Karangrayung. Pelaku bacok adiknya sendiri. Barang bukti yang berhasil diamankan sebuah sabit yang digunakan oleh pelaku. Kasus masih didalami," katanya.

Baca Juga: Kasus Kakak Bacok Adik hingga Tewas di Grobogan, Disebabkan Rebutan Tanah Warisan

4. Pelaku minta tolong kepada tetangga untuk diantar ke kantor polisi

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Setelah menghabisi nyawa adiknya, pelaku tidak melarikan diri. Pelaku justru pulang ke rumah dan meminta tolong kepada tetangganya untuk diantar ke kantor polisi. Saat itu dirinya memberitahukan kepada tetangga bahwa dirinya telah membunuh adiknya, Radi.

"Kepada para tetangga, pelaku bilang begini, 'aku bar mateni adikku (aku habis membunuh adikku), terke aku ning kantor polisi (antarkan aku ke kantor polisi)'," kata Kapolsek Karangrayung AKP Sukardi, Minggu (27/1/2019).

Seperti diketahui, pelaku dan korban terlibat percekcokan tentang batas tanah warisan. Pelaku emosi karena korban membentak dengan kata-kata kasar.

Baca Juga: Mayat Tanpa Identitas dengan Luka Robek di Pinggang Hebohkan Warga

5. Korban mengalami lukas serius di kepala dan perut

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agus Supriyadi Siswanto mengatakan, kepolisian langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) beberapa saat setelah menerima laporan dari warga.

Jasad korban kemudian dibawa ke puskesmas terdekat untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan, korban mengalami luka di telinga dan perut.

"Pelaku yang emosi kemudian membacok telinga bawah korban. Korban kemudian berlari ke dalam rumah membawa masuk cucunya. Pelaku lantas masuk dan membacok perut korban hingga tewas," kata Agus.

Baca Juga: Matius Palinggi Tewas Dibunuh KKB di Nduga dengan Sajam dan Senjata Api

Sumber: KOMPAS.com (Puthut Dwi Putranto Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com