Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: Korban Meninggal Longsor Sukabumi 13 Jiwa, Masih Dicari 20 Jiwa

Kompas.com - 02/01/2019, 20:12 WIB
Budiyanto ,
Khairina

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, jumlah korban meninggal dunia pada bencana longsor Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat hingga Rabu (2/1/2019) berjumlah 13 jiwa.

"Korban meninggal dunia dilaporkan 13 jiwa dan belum ditemukan berjumlah 20 jiwa," kata Willem saat konferensi pers di Posko Penanggulangan Bencana di Dusun Cimapag, Rabu.

Dalam konferensi pers di Posko Tanggap Darurat Bencana di Dusun Cimapag, Selasa (1/1/2019), Komandan Korem 061/Suryakancana, Kolonel (Inf) M Hasan menyebut, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 16 orang.

Sebelumnya, Willem Rampangilei sempat memimpin rapat evaluasi cepat bersama sejumlah instansi yang terlibat dalam penanganan tanggap darurat bencana longsor Cimapag, Cisolok.

Dia menuturkan, hasil kesepakatan dalam rapat evaluasi cepat ini dilaporkan, dampak longsor jumlah kepala keluarga sebanyak 29 kepala keluarga (KK) dengan jumlah rumah sebanyak 29 unit rumah.

"Jumlah jiwa terdampak berjumlah 100 jiwa. Korban yang selamat 64 jiwa dan korban luka 3 jiwa sedang dirawat di rumah sakit," tutur dia.

Baca juga: Akses Sulit hingga Tanah yang Labil Jadi Kendala Pencarian Korban Longsor Sukabumi

"Itu adalah data, fakta dan situasi di lapangan. Sekarang yang menjadi prioritas mencari 20 jiwa yang dilaporkan hilang," sambungnya.

Menurut dia, dalam upaya pencarian korban longsor salah satu kendala di antaranya faktor cuaca yang gampang berubah.

"Saya tadi ke sana juga hujan deras, ancaman longsor masih ada," ujar dia.

Sedangkan untuk peralatan dalam pencarian butuh lebih dari dua alat berat. Saat ini, baru ada dua alat berat yang dioperasikan.

"Kalau saya lihat situasi seperti ini paling tidak harus ada 6 alat berat yang kecil dan harus pakai rantai," kata Willem.

"Saat ini saya mendapatkan laporan ada dua alat berat yang dalam perjalanan," ujarnya.

Untuk penanganan pengungsi, tidak perlu dibangun tenda pengungsi. Karena, lokasi bencana longsor ini merupakan bagian dari masyarakat adat.

"Mereka yang selamat tinggal di rumah saudara-saudaranya," katanya.

Sedangkan dua tenda akan dibangun untuk para petugas

Untuk bidang logistik, ia mnegatakan, sudah dibangun satu dapur, dengan kapasitas memasak untuk 3000 orang. Dapur lapangan ini dikelola BPBD Kabupaten Sukabumi dan Korem 061/Suryakancana.

"Tapi, saya menerima laporan diperlukan dukungan makanan, untuk itu akan dikirim segera makanan siap saji. Sekarang dalam perjalanan," katanya.

Kalau logistik peralatan diperlukan tambahan sarung tangan lateks yang panjang dan masker.

"Sedang kami usahakan," tutur dia.

Pada konferensi pers itu, Willem juga menyampaikan untuk pelayanan kesehatan sudah dibangun 3 posko kesehatan. Juga, sudah mengantisipasi berbagai penyakit pascabencana.

"Menurut Dinas Kesehatan perlu tambahan obat-obatan, baik untuk yang sekarang maupun pascabencana," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, bencana tanah longsor dilaporkan terjadi di wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (31/12/2018) petang.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17:00 WIB di Kampung Cigarehong, Kadusunan Cimapag, Desa Sirnaresmi.

Akibat longsor yang terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah Sukabumi, dilaporkan sementara puluhan rumah tertimbun.

Kompas TV Petugas SAR gabungan dari BPBD Kota Serang, Basarnas Provinsi Banten dan TNI-Polri Rabu pagi kembali melakukan upaya pencarian dua orang hilang dalam musibah longsornya tempat pemprosesan akhir sampah, Cilowong, Serang, Banten. Upaya pencarian menemui kendala dengan turunnya hujan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com