Kepada Joko (panggilan akrabnya), Melisa mengungkapkan cita-citanya untuk menjadi guru.
“Ingin menjadi guru, untuk mengajar anak-anak,” ucap putri dari pasangan Suyitno dan Minarwin ini, saat ditanya cita-citanya.
Jawaban polos Melisa membuat Joko menangis terharu. Bocah kelahiran 2010 itu juga mengaku senang dikunjungi wakil bupati dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo. Apalagi ia mendapat sejumlah bantuan untuk kelanjutan belajarnya.
“Senang, bisa menggambar dan menulis,” tuturnya polos.
Baca juga: Semangat Adul, Siswa Difabel Kelas 3 SD yang Merangkak 3 Km ke Sekolah
Joko menjelaskan, pendidikan inklusif sudah berjalan selama tiga tahun di Kabupaten Probolinggo. Pendidikan ini memang diperuntukkan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus dan ingin masuk ke sekolah reguler seperti SD, SMP dan SMA.
“Pendidikan inklusif akan terus dikembangkan, terutama di daerah sulit. Kebutuhan pendidikan anak difabel bisa dipenuhi dan tidak ada lagi yang tidak bersekolah. Seperti ananda Melisa, akan tidak mungkin bagi keluarganya yang tergolong keluarga prasejahtera ini untuk menyekolahkannya di SLB yang hanya ada di kota,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.