BANDUNG, KOMPAS.com - Kerja keras tak akan mengkhianati hasil. Pepatah itu melekat kuat dalam benak Bimo Atiflugeni (25), pemilik brand Ame Raincoat yang memproduksi jas hujan berdesain kekinian.
Ame Raincoat mendadak jadi perbincangan setelah salah satu jaketnya, Authentic Series-Teracotta, dibeli Presiden Joko Widodo dalam acara Ideafest 2018 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018).
Bimo menuturkan perjalanannya merintis Ame Raincoat. Dia mengatakan, ide membuat jas hujan itu muncul saat dia mengenyam pendidikan di jurusan Desain Produk Institut Teknologi Bandung (ITB) sekitar tahun 2013/2014.
Baca juga: Cerita Menegangkan di Balik Sneaker Asli Bandung yang Dibeli Jokowi
Saat itu, bersama lima rekannya, dia diminta dosennya untuk membuat produk yang bisa dipasarkan secara nyata.
Konsep jas hujan dipilih Bimo lantaran dia beranggapan, secara desain, jas hujan sangat monoton dan berpotensi untuk dikembangkan. Untuk membuat jaket itu, ia pun patungan bersama lima temannya masing-masing Rp 200.000.
"Awalnya dari tugas kelompok mata kuliah Bisnis Desain. Saya bikin riset mencari produk di pasaran yang begini-begini saja, enggak ada perkembangan, ternyata jas hujan. Secara desain kan begitu saja, enggak ada keren-kerennya kalau dipakai. Nah kami ingin buat desain yang lebih keren tanpa mengurangi fungsinya," kata Bimo saat ditemui di toko Happy Go Lucky, Jalan Ciliwung, Kota Bandung, Selasa (30/10/2018).
Baca juga: Kisah di Balik Sneakers Jokowi, Sepatu Dikirim ke Istana dengan Menumpang Bus (1)
Serangkaian proses trial and error dilewati untuk mengombinasikan bahan dan desain yang dibuat. Selama setahun melakukan riset, Bimo memutuskan untuk menggunakan bahan waterproff polyester lengkap dengan lining cotton oxford.
"Nemu bahan juga lumayan lama prosesnya. Bahannya bisa dapat di Indonesia, hanya jarang banget. Di Indonesia ini, yang saya tahu hanya dua pabrik yang punya bahan itu. Bahkan beberapa bahan pernah kami coba dipakai ke Gunung Fuji, Jepang, untuk mengetes kekuatan jaketnya," ungkap pemuda asal Malang itu.
"Nah singkatnya, level bahan jaket ini bisa menahan air dalam kondisi hujan deras. Jadi jaket ini bisa dipakai dalam cuaca apa pun. Kami juga punya seri summer," tambah Bimo.
Nama Ame sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya hujan. Bimo mengatakan, dia memang cukup terpengaruh dengan aliran desain dari Jepang yang punya pakem jujur, simpel, dan clean.
"Kami ingin bawa value itu ke produk kami," ucap Bimo.
Bimo mulai memanfaatkan beragam ruang untuk mengembangkan produknya dari mulai menitipkan barang di toko hingga menjual lewat daring.
"Selain di Happy Go Lucky, kami titip juga di The Goodsdept, Jakarta. Sekarang sedang mencoba mengembangkan ke Singapura," ungkapnya.