KOMPAS.com - Gempa dan tsunami melanda Palu dan Donggala pada Jumat (28/9/2018) silam masih menyisakan duka bagi para korban. Ribuan rumah bahkan ribuan orang tewas dalam bencana tersebut.
Hingga kini, Pemerintah Indonesia masih melakukan pencarian dan membantu memulihkan kesehatan korban dengan mendirikan tempat berteduh sementara, seperti tenda-tenda pengungsian.
Dilansir dari akun Twitter Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat Palang Merah Indonesia Arifin Muhammad Hadi, @arifinmhadi, PMI pun ikut membuat kamp penampungan sementara.
Adapun kamp ini berlokasi di desa Loli Pesua, Donggala, Sulawesi Tengah.
"PMI mendapatkan dukungan 300 tenda penampungan dari pemerintah Swiss (Unit Bantuan Kemanusiaan Swiss)," ujar Kepala Manajemen Bencana PMI, Arifin Muhammad Hadi saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (17/10/2018).
Kamp Penampungan Sementara binaan PMI di desa Loli Pesua Banawa Donggala, dg dukungan dari Pemerintah Swiss. @SwissHumAidUnit @palangmerah @Federation @BNPB_Indonesia @KemensosRI #SulawesiEarthquake #sulawes pic.twitter.com/ItN5UlD00r
— Arifin Muhammad Hadi (@arifinmhadi) 16 Oktober 2018
Menurut Arifin, agar penggunaannya efisien, pembagian tenda diatur untuk satu kepala keluarga menempati satu tenda.
Sementara, penggunaan tenda paling tidak digunakan selama enam bulan ke depan.
Fasilitas lain di kamp
Tak hanya tenda pengungsian, korban gempa dan tsunami Donggala juga mendapatkan fasilitas lain.
"Pemerintah Swiss juga mendukung emergency latrine (toilet darurat) dan water purification (alat pemurnian air)," ujar Arifin.
Saat ini pihak PMI masih berusaha membantu korban gempa Donggala yang masih mengungsi di daerah Gunung Bale.