Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balaroa Porak Poranda Pasca-gempa, Ribuan Orang Masih Tertimbun Lumpur

Kompas.com - 03/10/2018, 14:46 WIB
Rosyid A Azhar ,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Ribuan orang yang hilang di Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah, pasca-gempa dan tsunami pada 28 September 2018  belum juga ditemukan hingga Rabu (3/10/2018).

Kawasan permukiman padat penduduk ini hilang tenggelam saat gempa besar mengguncang Kota Palu.

"Awalnya bumi seperti meloncat-loncat, kami sangat ketakutan. Tidak hanya itu, kemudian kami seperti diputar-putar," kata Nur Faidah (42), warga Perumnas Donggala Kodi yang tidak jauh dari lokasi, Rabu (3/10/2018).

Baca juga: Petaka di Petobo, Aspal seperti Gelombang dan Lumpur Keluar dari Perut Bumi, seperti Mau Kiamat

Saat permukaan bumi diputar-putar, tidak ada yang selamat dari kawasan ini. Semua yang ada di atasnya tenggelam bersama lumpur yang keluar dari rekahan bumi.

"Kawasan Balaroa belum ada yang menyentuh, kondisi saat ini asli. Warga korban masih di dalam tanah ini," kata Oskar, warga Palu.

Oskar menyebutkan, ribuan orang yang tinggal di kawasan ini terkubur hidup-hidup. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri.

Baca juga: Perumnas Balaroa Amblas Pascagempa Palu, 90 Orang Tewas, Ratusan Orang Tertimbun

Kondisi Kelurahan Balaroa di Sulawesi Tengah yang hancur ditelan bumi setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Sulawesi Tengah.KOMPAS.com/ROSYID A AZHAR Kondisi Kelurahan Balaroa di Sulawesi Tengah yang hancur ditelan bumi setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Sulawesi Tengah.

Pada saat gempa awal masyarakat mengungsi dan berkumpul di lapangan. Namun saat gempa kedua kawasan ini berubah menjadi yang menakutkan. Tanah menekuk bergelombang, dari rekahannya keluar lumpur lunak yang bergerak berputar-putar menggiling semua yang ada di atasnya.

"Tidak ada yang selamat, banyak saudara saya yang hilang," kata Nur Faidah.

Baca juga: Detik-detik Arif Selamat dari Hotel Roa Roa yang Ambruk, Suasana Gelap dan Suara Minta Tolong

Dia menggambarkan guncangan gempa yang terjadi seperti diaduk-aduk. Lapisan tanah di dalam keluar menimbun lapisan atasnya, diputar dan digerakkan berulang-ulang.

"Menara masjid itu aslinya berada di sana, sekitar 300 meter," kata Nur Faidah sambil menunjuk lokasi tempat awal masjid.

Saat ini, warga Balaroa masih fokus pada menyelamatkan yang hidup. Anak-anak, kaum wanita dan usia lanjut yang tersisa harus dirawat. Mereka menempati pengungsian yang jauh dari kayak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com