Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Maraknya Pelecehan Seksual di Jalanan Gunung Kidul

Kompas.com - 19/09/2018, 17:53 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus pelecehan di jalan, marak terjadi di Gunung Kidul, DIY. Polisi pun meningkatkan patroli untuk memberi rasa aman kepada warga dan memburu pelaku. 

Sementara itu, akibat aksi tidak senonoh pelaku, para korban merasa dan enggan melapor ke polisi. Kasus pelecehan di Gunung Kidul ini ramai dibicarakan di media sosial.

Sejumlah fakta terungkap dari kasus pelecehan di Gunung Kidul.

1. Korban dibuntuti pelaku

Ilustrasi sepeda motor saat musim hujanwww.dolmanlaw.com Ilustrasi sepeda motor saat musim hujan

Sepekan terakhir, dua kali kasus pelecehan seksual terjadi terhadap pengendara perempuan di wilayah Gunung Kidul, DIY.

Dari informasi yang diperoleh KOMPAS.com, salah satu peristiwa terjadi di wilayah Desa Siraman, Wonosari, pada Senin pagi (18/9/2018).

Pagi itu, korban yang enggan disebutkan namanya, berangkat kerja dengan sepeda motor melewati jalan Desa Siraman.

Tiba-tiba seorang pria yang ada di belakangnya, memepet dan langsung memegang bagian vital korban. Setelah itu, pelaku kabur.

"Kejadiannya pagi. Saat itu kondisi jalan juga masih sepi," kata Kasatreskrim Polres Gunung Kidul, AKP Riko Sanjaya.

Korban tersebut menceritakan kejadian yang menimpanya tersebut kepada rekannya yang berprofesi sebagai polwan.

Baca Juga: Pemilik Klinik Dokter Cabul Jadi Tersangka

2. Polisi tingkatkan patroli di daerah rawan pelecehan

Informasi kasus tersebut segera ditindaklanjuti jajaran Polres Gunung Kidul. Petugas dari Satuan Lalu Lintas pun dilibatkan untuk memantau di sejumlah titik.

Sementara itu, terkait kasus pelecehan yang terjadi, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Kami sudah melakukan olah TKP di jalur Desa Siraman, Wonosari. Selebihnya menunggu perkembangan kepolisian," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (18/9/2018).

Baca Juga: Ayah Tega Cabuli Anak Tirinya hingga Trauma di Sindang Jaya

3. Para korban malu dan trauma

Ilustrasi pelecehan.Shutterstock Ilustrasi pelecehan.

KOMPAS.com sempat menemui salah satu korban pelecehan seksual di Gunung Kidul. Dirinya merasa malu dan trauma atas kejadian tersebut.

"Saya sangat trauma dengan kejadian ini. Kepada sahabat saya para perempuan hendaknya hati-hati dan waspada," kata korban kepada wartawan.

Sementara itu, kasus pelecehan tersebut mulai ramai di media sosial. Salah satu perempuan berinisial E mengaku, kejadian serupa pernah menimpa dirinya.

E saat itu melewati perempatan Desa Selang ke arah timur, seorang lelaki pengendara motor Supra menghentikannya, Sabtu (15/9/2018).

Pelaku semula menanyakan arah jalan, tapi kemudian menyentuh bagian dada. Korban lantas teriak dan kemudian melarikan diri.

"Ya saya kaget apalagi bapak-bapak itu juga sempat bilang mengajak mesum dengan iming-iming bayaran Rp 200.000," katanya.

Baca Juga: Guru Pelaku Pelecehan Seksual di Jombang Dituntut 15 Tahun Penjara

4. Polisi himbau korban membuat laporan 

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Rasa trauma dan malu pasti dialami para korban pelecehan. Hal itu menjadi salah satu penyebab para korban enggan melapor polisi.

Namun, kepolisian berharap para korban membuat laporan kepolisian agar pelaku dapat segera menindak pelaku.

"Dengan laporan kita bisa menindak pelaku," tutur AKP Riko Sanjaya.

Namun demikian, polisi terus melakukan patroli agar memberi rasa aman kepada warga, khususnya para kaum perempuan di jalanan di Gunung Kidul, DIY.

Baca Juga: Proses Hukum Kasus Pelecehan Seksual Mandek, Aktivis Perempuan Demo Bupati

Sumber: KOMPAS.com (Markus Yuwono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com