Menurut Kasbani, sebelumnya, bangunan pos pengamatan itu sempat mengalami keretakan pada gempa 29 Juli 2018. Kini keretakan itu lebih parah pada gempa kedua, Minggu (5/8/2018).
Baca Juga: Akibat Gempa Lombok, Alat dan Pos Pengamatan PVMBG Retak dan Miring
6. Gempa akibatkan gelombang tinggi, hambat perjalanan kapal laut
Gempa bermagnitudo 7 pada Minggu (5/8/2018), ternyata membuat waktu tempuh Kapal Roro dari Labuan Bajo ke Surabaya lebih lama.
Agung Nugraha, Manajer PT Jembatan Nusantara Cabang Labuan Bajo, perusahan pemilik kapal roro Swarna Bahtera, Selasa (7/8/2018) mengatakan, kapal yang berangkat Minggu (5/8/2018) pukul 00.21 Wita, baru tiba di Surabaya Senin (6/8/2018) pukul 15.40 WIB.
"Apabila kondisi cuaca normal, pelayaran hanya 35 jam. Kemarin agak lama karena terkena imbas dari gempa bumi di Lombok," kata Agung kepada Pos Kupang, Selasa pagi.
Selain itu, banyak penumpang yang mabuk laut karena kapal oleng dihantam gelombang besar saat terjadi gempa.
"Saat dalam perjalanan dari Labuan Bajo ke Surabaya, kapal oleng karena gelombang besar. Banyak penumpang mabuk, muntah termasuk saya," kata Yufrin, saat Tribunnews, Selasa (7/8/2018) pagi.
Baca Juga: Gempa Lombok, Sejumlah Warga Terjebak Reruntuhan Masjid Saat Shalat Isya, 2 Tewas
Sumber (KOMPAS.com: Agie Permadi, Lalu M. Syamsul Arifin/ Tribunnews: Dewi Agustina/ Antara: Ni Luh Rhismawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.