Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Dipalak di Perkebunan Teh Lereng Gunung Sindoro

Kompas.com - 21/07/2018, 11:52 WIB
Mela Arnani,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

WONOSOBO, KOMPAS.com - Nuril Anwar (17), warga Magelang, Jawa Tengah mengalami pemalakan di Perkebunan Teh Tambi, Desa Sikatok, Wonosobo, Jawa Tengah.

Dalam cerita yang diunggahnya ke Instagram, Nuril mengimbau para pendaki Gunung Sindoro untuk berhati-hati saat melintasi perkebunan teh ini.

Nuril membagikan pengalamannya tersebut lewat akun Instagram @mountnesia.

Saat dihubungi Kompas.com, Nuril mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Rabu (18/7/2018).

Pemalakan terjadi ketika ia berada kebun teh untuk menikmati pemandangan dan berswafoto. Akibat tidak menemukan lokasi parkir, Nuril memutuskan membawa sepeda motornya agak ke tengah perkebunan.

"Saya memasuki kebun teh dengan motor, karena saya bingung kok gak ada tempat parkir dan tidak ada larangan yang saya lihat untuk memasuki wilayah perkebunan, saya masuk dan sampai agak ke tengah. Saya parkir motor saya terus jalan-jalan sekitar perkebunan. Pemikiran saya motor aman karena bisa dipantau," kata Nuril, Jumat (20/7/2018).

Baca juga: Sering Dipalak dan Diludahi, Seorang Nelayan Bunuh Preman

Setelah mengelilingi perkebunan teh tersebut, Nuril kembali ke lokasi tempat sepeda motornya diparkir.

Sebelum melanjutkan perjalanan untuk pulang, Nuril beristirahat sejenak. Tak lama kemudian, muncul dua orang yang menghampirinya.

Dua orang tersebut mengaku menjaga sepeda motor Nuril saat diparkir. Alhasil, untuk jasa itu mereka meminta sejumlah uang.

"Begini ya mas, ini dari tadi saya memantau motor mas, tadi ada yang mau mengambil helm mas, tapi tidak jadi karena ketahuan saya. Nah, sekarang saya minta upah. Dari tadi juga sudah saya pantau," papar Nuril menirukan kedua orang tersebut.

Nuril memutuskan untuk memberikan uang yang diminta. Namun, dia tak menyebutkan jumlah uang yang diberikan.

Setelah itu, Nuril memutuskan melanjutkan perjalan. Saat perjalanan keluar dari perkebunan teh, sepeda motor yang dikendarainya tergelincir.

Setelah diperiksa, ternyata roda sepeda motornya kempes. Saat itu, Nuril memeriksa semua bagian sepeda motornya, termasuk tangki bahan bakar.

Baca juga: Sering Dipalak LSM, Penyuap Dirjen Hubla Punya 21 Kartu ATM

"Ternyata bensin sudah dikuras, padahal tadinya masih setengah lebih sedikit. Dikuras sampai jarum ke titik merah," kata Nuril.

Akhirnya, Nuril menuntun sepeda motornya hingga menemukan tukang tambal ban. Di sana dipastikan roda sepeda motor Nuril tidak bocor.

Pemalakan memang terjadi

Dihubungi secara terpisah, Ketua Basecamp Gunung Sindoro via Sigedang, Imin membenarkan peristiwa pemalakan tersebut.

Namun, lokasinya tidak termasuk dalam jalur pendakian yang telah ditetapkan pengelola Gunung Sindoro.

"Peristiwa itu terjadi di wilayah kebun teh sektor bawah dan dekat dengan jalan raya. Kalau jalur pendakian itu di atas jalan raya. Pendaki tidak melalui (sektor bawah) jalan raya tersebut, yang sering terjadi kasus itu (pemalakan) di sektor di bawah jalan raya," kata Imin kepada Kompas.com pada Jumat (20/7/2018) malam.

Imin menambahkan, jika ada wisatawan yang ingin menikmati suasana kebun teh, mereka dapat melapor dan menitipkan kendaraan ke warga setempat.

Baca juga: Merasa Dipalak Preman, Pedagang Pasar Pintu Air Petamburan Mengadu ke Sumarsono

Ia mengimbau, jika terjadi kasus seperti ini, korban dapat melaporkan ke basecamp, warga, atau aparat desa setempat.

"Misalkan melintas dari jalan tersebut, semisal terjadi kasus pemalakan bisa langsung lapor ke pihak basecamp atau warga atau ke pihak aparat desa setempat," imbaunya.

Imin menegaskan, jika jalur perkebunan teh pendakian menuju Gunung Sindoro yang telah ditetapkan pengelola bebas dari aksi premanisme.

"Ada giat di setiap harinya dari pihak-pihak berwajib. Untuk jalur pendakian steril dari aksi premanisme," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com