Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Senang Makan dan Foto, Pasutri Ini Kebanjiran Order

Kompas.com - 05/07/2018, 06:03 WIB
Reni Susanti

Editor

Kompas TV Bepergian ke Bali, jangan lupa untuk mencoba makanan ini.

Mereka juga kerap diundang menjadi narasumber di acara-acara bergengsi. Mereka membagikan kisah @dunia_kulinerbdg kepada khalayak. Sebab, kesempatan ini terbuka lebar bagi siapa pun.

"Ada mimpi besar di balik ini. Kami pengen wisata kuliner di Bandung semakin dikenal dan jadi destinasi turis baik lokal maupun mancanegara," ungkapnya.

Tips Memotret Makanan

Viktor mengatakan, jangan membatasi kreativitas memotret makanan dengan alat yang dimiliki. Sebab, dengan teknik yang benar, smartphone pun bisa menjadi andalan.

"Hampir semua orang punya smartphone sekarang. Jadi bisa memanfaatkan itu," katanya.

Yang terpenting dari memotret makanan, sambung Viktor, foto harus jelas. Apakah itu siomay ataupun batagor. Jangan sampai foto siomay seperti tisu.

Kuncinya ada pada cahaya, komposisi, angle, dan editing. Ia menjelaskan, ketika memotret makanan, usahakan arah datangnya cahaya dari jam 3 atau 9. Jangan pula membelakangi atau melawan cahaya.

"Ada ungkapan photo your lunch and eat your dinner. Karena pencahayaan ga bagus di malam hari bisa mengaburkan obyek foto. Siomay pun bisa mirip tisu," bebernya.

Baca juga: Uang Rp 30 Miliar yang Tenggelam Bersama Kapal Feri Ditemukan Utuh Tanpa Kerusakan

Untuk angle, jika ingin memperlihatkan menu yang banyak, maka potretlah dari atas. Namun, tidak semua makanan cocok difoto dari atas.

"Ada beberapa makanan yang ga bisa difoto dari atas, misalnya burger," ucapnya.

Hal menantang lainnya adalah memotret makanan berkuah karena toping makanan kerap tenggelam. Misal kue nutupin mie.

"Agar lebih menggoda, makanan berkuah bisa dikasih cabai. Lalu angle foto bisa dari samping," imbuhnya.

Selama ini, Viktor mengaku lebih senang memotret street food dan makanan tradisional. Ia bersyukur karena makanan yang dipotretnya dicari para wisatawan dan menjadi laku.

Seperti nasi goreng Mas Yono di Palasari. Dulu, pertama kali ia dan istrinya ke sana, jumlah pengunjung biasa saja, tetapi kini membeludak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com