Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongkrak Popularitas, Uu Ruzhanul Intens Kunjungi Warga

Kompas.com - 21/05/2018, 09:20 WIB
Putra Prima Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 1 Uu Ruzhanul Ulum berupaya mendongkrak popularitasnya di Pilkada Jawa Barat 2018.

Caranya, dengan cara terus menyapa masyarakat khususnya di pedesaan. Dia menilai cara seperti ini bakal mampu lebih mendekatkan dirinya dengan masyarakat.

Uu menjelaskan, setiap pemimpin harus sering turun ke masyarakat agar memahami betul keinginan dan permasalahan yang dirasakan warganya.

"Menurut kami, pemimpin harus sering turun ke bawah, ke daerah. Berkomunikasi langsung dengan masyarakat," kata Uu melalui ponselnya, Minggu (20/5/2018).

Baca juga: Uu Ruzhanul: Sah-sah Saja, Asyik Bawa Kaus 2019 Ganti Presiden di Debat

Uu menambahkan, masyarakat di pedesaan harus mendapatkan perhatian yang sama dari pemerintah.

Bahkan, bukan tidak mungkin jika persoalan yang dialami warga desa jauh lebih banyak dibanding perkotaan.

"Masyarakat membutuhkan kebijakan yang pro kepada mereka, butuh perhatian dari pemimpinnya. Kalau tidak turun, pemimpin tidak tahu apa-apa tentang persoalan warganya. Karena tahunya hanya menerima laporan yang bagus-bagus saja," jelasnya.

Dengan sering turun ke masyarakat, dirinya lebih banyak tahu tentang potensi dan keinginan masyarakat.

Sebagai contoh, Minggu (20/5/2018), ia berkunjung ke kawasan wisata religi Darmaloka di Kabupaten Kuningan. Dalam kegiatannya itu, terungkap potensi dan permasalahan di daerah tersebut.

Baca juga: Deddy Mizwar: KPI Larang Saya Main Film, Korbannya Tak Hanya Saya

Di lokasi itu terdapat bekas kediaman Syekh Abdul Muhyi, ulama besar Jabar pada abad 17-an. Meski banyak dikunjungi para peziarah, tempat tersebut tidak dirawat dengan baik.

"Kelihatannya dari dulu sampai sekarang begini-begini saja. Sejak kecil saya suka main ke sini," akunya.

Padahal, sambung Uu, lokasi tersebut akan mendatangkan potensi yang besar jika dikelola dengan baik.

"Katanya ini dimiliki provinsi. Artinya perlu sentuhan-sentuhan pemerintah. Saya bersama Kang Emil akan menata tempat ini kalau nanti terpilih,” bebernya.

Dari hasil kunjungannya pula, Uu mengetahui persoalan perajin tahu dan tempe setempat. Kebanyakan dari mereka tercekik oleh tingginya harga kedelai, bahan baku utama tahu dan tempe.

Baca juga: Pengamat: Kurang Pas Bawa Kaus 2019 Ganti Presiden Saat Debat, Bisa Memprovokasi...

Uu menilai, tingginya bahan baku terjadi karena mereka menggunakan kedelai impor dari Amerika sehingga terkena imbas naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah.

“Barusan juga saya bertemu pengusaha tempe dan tahu. Mereka mengeluhkan harga kedelai yang tinggi, tapi harga tempe dan tahunya segitu-gitu saja," katanya.

Karena itu, jika ia bersama Ridwan Kamil dipercaya memimpin Jawa Barat, akan melakukan pemetaan terhadap lahan pertanian yang ada.

"Solusinya pertanian. Harus menanam sendiri, jangan mengandalkan impor," bebernya.

Saat menjabat Bupati Tasikmalaya sejak 2010 hingga kini, Uu mengklaim dirinya selalu menginstruksikan pemanfaatan sawah tadah hujan untuk ditanami kedelai.

"Di saat tidak ada hujan, sawah kering. Di saat itulah ditanam kedelai. Di Kabupaten Tasikmalaya itu sudah dilakukan dengan menggandeng TNI," beber dia.

Nantinya, pemerintah provinsi bisa meminta pemerintah kabupaten/kota menginventarisasi sawah tadah hujan untuk digunakan sebagai lahan pertanian kedelai.

"Begitupun dengan komoditas pertanian lainnya. Artinya harus ada perhatian dan peran yang besar dari pemerintah. Seorang pemimpin harus memiliki pengalaman yang baik agar kebijakan yang diambilnya tepat,” pungkasnya.

Kompas TV Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei elektabilitas calon Gubernur Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com