Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Muncul di Perairan Kupang, Mamalia di Laut Sawu NTT Sedang Diteliti

Kompas.com - 29/04/2018, 10:58 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji mengatakan, pihaknya sedang meneliti mamalia laut, seperti paus dan lumba-lumba (Setasean), di Taman Nasional Perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.

Dalam penelitian itu, ujar Ikram, pihaknya bekerja sama dengan pendamping teknis dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadyah Kupang.

Menurut Ikram, penelitian itu menggunakan metode visual dan bioskuatik untuk mengetahui populasi dan jenis berdasarkan kemunculan pola pergerakan serta tingkah laku di lokasi kemunculan.

Ikram mengatakan, Setasean adalah sebutan umum bagi mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, dan pesut yang bernapas menggunakan paru-paru dan berproduksi dengan cara melahirkan.

"Penelitian ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut, yakni dari Rabu (25/4/2018) sampai dengan Jumat (27/4/2018)," ucap Ikram kepada Kompas.com, Minggu (29/4/2018).

Baca juga: Temuan Baru: Ukuran Mamalia Menyusut karena Ulah Manusia

Ikram mengaku, saat penelitian terakhir pada Jumat (27/4/2018), ditemukan lokasi kemunculan Setasean terbanyak ada di sekitar Desa Naikliu dan Sulamu, Kabupaten Kupang.

Jenis yang terdeteksi, lanjut Ikram, adalah lumba-lumba Spinner Dolphin dengan total kemunculan sebanyak 46 ekor.

Ikram menyebutkan, pola kemunculan mamalia laut bersifat periodik dengan mengikuti pergerakan arus pasang pada pukul 07.00-09.00 Wita dan pukul 16.00-17.00 Wita.

Menurut dia, pola pergerakan mamalia laut pada pagi hari dari arah utara Pulau Timor dan sebaliknya pada sore hari pergerakannya ke arah selatan Pulau Timor.

Pihaknya, kata Ikram, akan melakukan pemetaan dalam peta potensi tahunan, berdasarkan pola distribusi dan tingkah laku kemunculan mamalia laut itu.

"Tentunya peta tersebut menjadi informasi penting untuk pengendalian subzona perlindungan Setasean terhadap berbagai aktivitas pemanfaatan untuk kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap jenis pukat, alur pelayaran antarpulau, dan aktivitas lainnya yang bersifat destruktif terhadap mamalia laut yang ada di Perairan Laut Sawu," tuturnya.

Baca juga: Mengapa Mamalia Laut Seperti Paus Berukuran Besar? Sains Jelaskan

Kompas TV Gajah merupakan mamalia yang terancam punah, generasi saat ini diharapkan bisa mendapat edukasi tentang konservasi hewan purba ini agar bisa tetap bertahan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com