Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petaka Sumur Minyak Aceh Timur Sisakan Duka untuk Yusnidar

Kompas.com - 27/04/2018, 19:46 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Itulah kondisi Yusnidar Arahman (40), warga Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Perlak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh.

Empat anggota keluarga Yusnidar mengalami luka bakar akibat ledakan sumur minyak tradisional. Mereka adalah sang istri Murniati (37), sang anak Fatahillah (12), mertua Halimah (67), dan abang ipar Jumadil Amin (42).

Rabu naas itu, ia tak berada di rumah. Yusnidar adalah pekerja pada PT Minas, sebuah perusahaan perkebunan sawit yang berlokasi di Blang Simpo yang berjarak 10 kilometer dari rumahnya.

“Pagi itu, saya sedang bersiap untuk apel bersama pekerja lainnya, saat seorang rekan mengabarkan ada musibah di kampung, dan anak saya menjadi korban terbakar," ujar Yusnidar saat menunggu keluarganya di RSU Zainal Abidin, Banda Aceh, Jumat (27/4/2018).

(Baca juga: 8 Korban Ledakan Sumur Minyak Lewati Masa Kritis)

Mendengar kabar itu, ia memutuskan tidak ikut apel. Ia kembali pulang ke kampung. Tujuannya adalah rumah sakit.

"Saya tidak tahu jika istri, ibu mertua, dan abang ipar turut menjadi korban," ungkapnya. 

Yusnidar mengisahkan, keluarganya tergiur dengan teriakan warga yang bersorak saat mengetahui limpahan minyak keluar dari pipa bor dalam jumlah banyak.

Merekapun mendatangi sumur meski waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari.

“Rumah kami hanya berjarak 300 meter dari lokasi sumur minyak itu. Saat itu pintu rumah diketuk seseorang yang mengabarkan bahwa ada banyak minyak yang mengalir," katanya.

"Lalu anak saya pun bergegas menuju lokasi untuk mengumpulkan minyak. Sebelumnya, warga belum pernah melihat limpahan minyak sebanyak itu,” urai Yusnidar.

(Baca juga: Jumlah Korban Meninggal akibat Ledakan Sumur Minyak Jadi 21 Orang )

Bencana pun tak dapat ditolak. Keempat anggota keluarganya ini harus menerima bencana akibat meledaknya sumur minyak tersebut.

“Sebelumnya saya sudah melarang keluarga untuk tidak ikut-ikutan mengambil minyak. Bukan kali ini, tapi jauh-jauh hari sebelumnya saya tidak izinkan mereka ke lubang sumur tersebut,” kata Yusnidar.

Meskipun keempat anggota keluarganya sudah melewati masa kritis, namun keempatnya masih harus menjalani perawatan intensif bersama korban lainnya yang dirujuk ke RSU Zainal Abidin, Banda Aceh.

“Mau dikata apa, musibah tak dapat ditolak. Cuma yang saya tidak sanggup adalah ketika berada di sisi anak saya, Fatahillah. Dia selalu nangis sambil bertanya, bagaimana nanti kalau dia tidak bisa ikut ujian akhir sekolah,” kata Yusnidar tertunduk.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh Azharuddin mengatakan, 13 korban dirujuk ke RSUZA dalam kondisi buruk.

Bahkan, belum sempat mendapat perawatan intensif, tiga korban meninggal. Sementara untuk saat ini, delapan korban sudah melewati masa kritis dan satu pasien masih kritis dan dirawat di ruang ICU.

“Semua pasien menderita luka bakar di atas 60 persen, sebagian mereka juga terhirup gas panas. Ini yang menyebabkan beberapa di antara mereka tidak mampu bertahan,” ujar Azharuddin.

Bedasarkan data terakhir yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), meledaknya sumur minyak mengakibatkan 22 korban meninggal.

Sementara 41 korban lainnya mengalami luka bakar dan dirawat di sejumlah rumah sakit di Aceh. Tak hanya itu, lima unit rumah warga yang berada di sekitar lokasi ikut ludes terbakar.

Kompas TV Total jumlah pasien korban kebakaran sumur minyak yang  dirujuk saat ini adalah 8 orang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com