Dalam perkiraan umur geologi, percampuran tersebut terjadi pada jaman Kapur Atas-Paleosen atau antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu.
Penemuan beberapa singkapan batuan Rijang dan batuan Gamping Merah di wilayah situs Karangsambung memberikan bukti tentang evolusi jejak pembentukan pulau Jawa. Batuan Rijang berlapis Gamping Merah yang tersingkap di Karangsambung merupakan batuan yang berasal dari dasar laut dalam dengan kedalaman 5000 meter (Gambar 2).
Pengangkatan lantai dalam samudera terjadi akibat adanya aktivitas tektonik lempeng pada bagian zona subduksi antara lempeng benua Eurasia dan lempeng samudera Hindia. Diperkirakan proses ini terjadi pada 80 juta tahun hingga 140 juta tahun yang lalu.
Selain batuan Rijang dan Gamping Merah, situs Karangsambung juga dijumpai singkapan batuan Basalt. Batuan Basalt merupakan batuan beku dari hasil intrusi gunung api di dasar laut dalam.
Batuan ini diperkirakan terbentuk akibat adanya pemekaran tengah samudera sehingga memunculkan gunung api yang memuntahkan lava. Lava hasil muntahan gunung api membenku akibat terkena air laut. Karena bentuknya yang bulat lonjong, batuan beku ini disebut dengan lava bantal (pillow lava). Dinding lava bantal tersingkap dengan jelas di Kali Muncar, Kecamatan Sadang.
Di kali Brengkok tersingkap batuan yang mengandung mineral mika. Batuan ini dikenal dengan sebutan Batuan Sekis Mika, penamaan batuan sesuai dengan mineral utama yang menjadi komposisi utama batuan.
Ahli geologi meyakini bahwa Batuan Sekis Mika merupakan “tanah dasar Pulau Jawa”. Oleh karena itu, lokasi Kali Brengkok menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi oleh mahasiswa Geologi dan Geofisika. Kunjungan para mahasiswa tersebut tentunya untuk memahami proses terbentuk batuan.
Kali Brengkok menjadi salah satu lokasi kunjungan mahasiswa Teknik Geofisika ITB untuk memahami proses terbentuk Batuan Sekis Mika yang diyakini sebagai “Tanah Dasar Pulau Jawa”.
Keberadaan situs Karangsambung menjadi penting bagi pengembangan ilmu geologi dan geofisika di Indonesia. Selain pengembangan geowisata yang bisa berdampak bagi peningkatan perekonomian masyarakat.
Beberapa singkapan batuan yang ada di Karangsambung unik dan tidak dijumpai didaerah bahkan di negara lain. Kelestarian situs Karangsambung adalah hal serius untuk terus dijaga (Zulfakriza Z, Kelompok Keahlian Geofisika Global, FTTM-ITB)
Referensi:
Asikin, S., 1974, Evolusi Geologi Jawa Tengah dan Sekitarnya Ditinjau dari Segi Teori Tektonik Dunia yang Baru, Disertasi Doktor, Departemen Teknik Geologi ITB, Tidak Dipublikasikan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.