Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habiskan Hidup di Kursi Roda, Mahasiswa UGM Ini Raih Top 5 Best Design

Kompas.com - 16/03/2018, 18:26 WIB
Wijaya Kusuma,
Reni Susanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Senyum ramah terpancar dari wajah Muhammad Fahmi Husaen, mahasiswa Prodi Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi (SV) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sembari duduk di kursi roda, remaja Warga Dadapan, Wonokerto, Turi, Sleman ini menjelaskan desain mobil listrik karyanya yang berhasil meraih top 5 best design dalam kompetisi Electric Car Design Contest.

Di ajang yang diselenggarakan oleh Muscle Car Indonesia (MCI) 2018 ini, Fahmi berhasil menyisihkan 82 peserta dari berbagai daerah.

Berbeda dengan yang lain, Muhammad Fahmi Husaen harus beraktivitas di atas kursi roda karena sakit Duchne Muscular Distropy (DMD) yang dideritanya. DMD membuat mahasiswa kelahiran 18 Mei 1997 ini tidak bisa berjalan sejak kelas 4 Sekolah Dasar (SD).

(Baca juga : Senyum Mahasiswa Berprestasi di Perbatasan Indonesia-Timor Leste... )

Keterbatasan fisik, tak membuat Fahmi menyerah dalam meraih cita-citanya. Setelah lulus SMA, Fahmi berhasil mencapai cita-citanya masuk UGM. Hobinya mendesain mobil, tersalurkan setelah masuk di Prodi Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi (SV) UGM.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Fahmi berhasil meraih hasil luar biasa di kompetisi Electric Car Design Contest bertema mobil roadster yang merupakan mobil atap terbuka.

"Setiap hari saya mengerjakan ini. Pagi terus lanjut lagi lembur sampai malam," ujar Muhammad Fahmi Husaen di UGM, Jumat (16/3/2018).

Sketsa awal desain mobil diselesaikan oleh Fahmi dalam waktu kurang dari satu bulan. Setelah sketsa awal selesai, Fahmi mengembangkan dalam model tiga dimensi (3D).

Ia menjelaskan, konsep desain mobil listriknya dynamic dan elegant. Bentuk mobil memaksimalkan aliran angin untuk meningkatkan pengendalian.

"Saya mengonsep mobil listrik yang dynamic dan elegant. Memaksimalkan aliran angin untuk pengendalian tetapi tetap memiliki desain yang elegan dan simple," ungkapnya.

(Baca juga : Mahasiswa UGM Raih Emas Asian Young Designer Awards 2018 )

Di dalam pengerjaan, dirinya menggunakan software Adobe Illustrator, Autodesk Alias, Solidworks, dan Keyshot.

"Senang, saya bisa meraih top 5 best design. Memang sejak dulu saya suka mendesain mobil," urainya.

Ke depan, pria yang tinggal di Dadapan, Wonokerto, Turi, Sleman ini bercita-cita ingin merancang dan mengembangkan desain mobil yang ramah bagi penyandang disabilitas.

"Saya ingin mendesain dan mengembangkan mobil lagi. Mobil yang ramah bagi penyandang disabilitas," ucapnya.

Fahmi mengatakan, kondisi yang dialaminya dan segala keterbatasan fisik bukan menjadi halangan baginya untuk berkreasi, berkarya, dan meraih prestasi.

"Jangan menyerah dengan keterbatasan. Lakukan yang bisa dilakukan dan jangan takut," tegasnya.

Sejak duduk di SMP, Fahmi berhasil menorehkan prestasi. Kemampuan di bidang akademik Fahmi cemerlang. Dari SMP, nilai rata-ratanya 9,01.

Tak hanya itu, Fahmi berhasil meraih juara tiga INAICTA (Indonesia Informatika And Communication Technology Award) 2013. Pada tahun 2015, Fahmi meraih juara dua karya ilmiah Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Apa yang diraih oleh Fahmi salah satunya berkat dukungan sang ibu, Anik Marwati. Anik selalu mendukung dan memberikan semangat supaya anaknya terus berkarya dan meraih apa yang dicita-citakan.

"Saya tidak pernah berhenti memberi semangat untuk Fahmi. Saya dorong terus untuk bisa berkarya dan meraih apa yang diinginkan," ungkapnya.

Adik Muhammad Fahmi Husaen, Muhammad Faqih Husaen juga menderita Duchne Muscular Distropy (DMD) dan harus menggunakan kursi roda. Bahkan, Muhammad Faris Husaen anak nomor empat telah menunjukan gejala-gejala DMD. 

Kompas TV Di Jakarta, mahasiswa yang tergabung dalam badan eksekutif mahasiswa se-Indonesia, berunjuk rasa.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com