BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang remaja perempuan, MR (17), harus berurusan dengan aparat penegak hukum lantaran nekat melakukan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau human trafficking menjual adik kelasnya sendiri untuk menjadi pekerja seks komersial.
Pelaku yang masih duduk dibangku sekolah ini menjual teman-temannya itu rata-rata seharga Rp 1,5 juta kepada para pria hidung belang.
Kasat Reskrim Polres Cimahi, AKP Niko N Adiputra mengatakan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari kabar yang beredar dimasyarakat.
"Anak ini sebenarnya sudah menjadi targetan kami sejak beberapa bulan yang lalu," kata Niko yang dihubungi Kompas.com Sabtu (3/3/2018).
Sampai akhirnya pada Rabu (28/2/2018), petugas memergoki dan menangkapnya sedang melakukan transaksi ?di Kampung Sodong, Desa Cipeundey Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
"Pada saat penangkapan pelaku sedang mengirim adik kelasnya," kata Niko.
Dari tangan tersangka, Polisi mengamankan sejumlah barang bukti uang senilai Rp 1,5 juta, tiga buah ponsel dan dua unit sepeda motor yang digunakan untuk mengantarkan korban kepada pemesan.
Menurutnya, MR merupakan remaja yang pandai melihat dan menangkap kesempatan serta kebutuhan ekonomi teman-temannya. Dia kemudian merayu dan mengajak temannya untuk terjun menjadi pekerja seks komersial dengan iming-iming uang.
"Dia (pelaku) dapat melihat dan mencari peruntungan orang yang baik sama dia secara hubungan emosional untuk terjun ke dunia itu (pekerja seks komersial), yang dia bilang usaha ini suatu bisnis, nantinya kalau dia butuh nanti ada komitmen," jelasnya.
Namun pada praktik perekrutannya, pelaku tidak memaksa anak buahnya, hanya mengiming-imingnya dengan jumlah uang yang menggiurkan.
"Pelaku tak memaksa, ketika ada kesepakatan dan komitmen barulah pelaku mengenalkannya pada pemesan yang tak dikenal korban,"katanya.
Rata-rata pelaku menjual korbanya seharga Rp 1,5 juta, dari hari harga tersebut MR mendapat keuntungan separuh dari harga yang didapatkan korban.
"Dia menerima keuntungan Rp 500.000 dari anak buahnya. Masalah nanti dia dealnya berapa, misal anak buahnya dapat deal Rp 3 juta, yang penting MR dapat Rp. 500.000," katanya.
Korban Tak Sedikit
Tak sedikit korban yang terbujuk pelaku. Menurut Niko, Pelaku kerap mencari anak buahnya di lingkungan sekolahnya atau pun di lingkungan sekitar pelaku.