MAKASSAR, KOMPAS.com - Menteri Sosial Idrus Marham menuturkan, musibah yang menimpa suku Asmat bukan lagi pada tahap darurat. Sebab, tim terpadu yang dibentuk telah menyelesaikan masa tanggap darurat untuk mengatasi penderita campak dan gizi buruk.
Hal tersebut diungkapkan Idrus di sela acara Bimbingan Pemantapan Pendamping Sosial Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Rastra) yang digelar di Hotel Maxone, Jalan Taman Makam Pahlawan, Makassar, Selasa (6/2/2018).
"Kami sudah lama membentuk tim terpadu dan sudah mengatasi penderita campak dan gizi buruk. Jadi ini sudah tidak darurat lagi di Kabupaten Asmat. Saat ini memasuki tahap perawatan, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakatnya," ujar Idrus.
Selain itu, Idrus mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan 23 universitas se-Indonesia untuk mengirimkan tenaga ahli ke Papua untuk pengembangan dalam segala bidang.
"Ada 23 universitas se-Indonesia siap mengirimkan tenaga ahlinya untuk pengembangan di Papua. Kerja sama Kemensos dengan 23 universitas itu dalam segala bidang, terutama bidang pemberdayaan masyarakat," kata Idrus.
Baca juga: Ditugaskan ke Asmat, Dokter Unhas Bangga Bawa Misi Kemanusiaan
Idrus mengatakan, selain Universitas Hasanuddin (Unhas) yang telah mengirimkan tenaga ahlinya, termasuk tim dokter ke Papua, ada dua universitas lain yang telah bekerja sama dengan Kemensos untuk pengiriman tenaga ahli ke Papua, yakni Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Islam Negeri (UIN).
"Dengan kerja sama universitas ini, Papua dapat dikembangkan dalam segala bidang. Jadi tidak lagi ada istilah tidak dipedulikan ataupun ketertinggalan," ujarnya.