Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mukjizat Tuhan Terus Bekerja dalam Orang yang Dilupakan..." (2)

Kompas.com - 19/01/2018, 08:52 WIB
Markus Makur

Penulis

BORONG, KOMPAS.com - Hubertus Lothe (36) mengalami gangguan jiwa sejak 2015. Keluarga memutuskan untuk memasungnya.

Di sebuah pondok yang dibuat tak jauh dari kompleks itu, Hubertus dibaringkan beralaskan pelupuh bambu. Lubang di tanah dibuat agar dia bisa membuang kotorannya.

Selama dua tahun dia terbaring sendirian di pondok itu. Rambutnya panjang dan tak terurus. Sehari-hari, dia diberi makan oleh saudarinya, Wihelmina Ega.

Kadang-kadang dia berteriak pada tengah malam untuk meminta minuman kopi dan rokok.

(Baca selengkapnya: "Syukur kepada Tuhan, Akhirnya Anak Kami Bebas dari Pasung" (1))

 

***

 

Senja mulai menutup langit di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tak biasanya langit cerah, karena hujan mengguyur seluruh wilayah Flores. Awan tebal menutup langit di bumi Flores, walaupun matahari tetap memberikan sinarnya.

Saat sinar matahari beranjak, ada satu peristiwa ajaib yang dirasakan seluruh pengelola Panti dan Klinik Renceng Mose Ruteng, di Kampung Leda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Rabu (17/1/2018).

Hari itu, satu peristiwa ajaib dan mukjizat terjadi dalam diri seorang manusia yang selama 10 tahun dipasung di Kampung Kower, Kelurahan Ronggakoe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT.

Namanya, Hendrikus Junda (32). Ia orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan dipasung selama 10 tahun di dalam rumahnya.

Keajaiban nyata terjadi dalam diri Junda karena mengalami kesembuhan total setelah dirawat selama 5 bulan 17 hari.

(Baca juga : Syukur kepada Tuhan, Akhirnya Anak Kami Bebas dari Pasung)

Tibalah hari yang dinanti. Koordinator Lembaga Kesejahteraan Sosial Elisabeth dan Yayasan Permata Flores (YPF) Manggarai Timur membawanya pulang dari kamarnya di Panti Renceng Mose Ruteng menuju ke Kampung Kower, Kelurahan Ronggakoe.

Ia diantar Kepala Panti Renceng Mose Ruteng Bruder Ferdinandus FC, rekan, serta perawat di panti itu hingga halaman panti. Bersama dengan jinjingan plastik berisi pakaian, ia masuk mobil Avanza sekitar pukul 16.15 Wita.

Rombongan yang terdiri dari jurnalis bersama Junda kemudian bergerak menuju ke Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Rombongan beristirahat sejenak di Rumah Makan Podomoro untuk santap sore.

Menu makan sore itu adalah ayam kampung, nasi putih ditambah sayur mayur. Menu makan sore sesuai dengan selera masing-masing.

Usai makan sore, kendaraan roda empat yang mengantar Junda bergerak menuju timur Pulau Flores dengan melewati jalan berkelok-kelok seperti ular dari Kota Ruteng menuju ke kampungnya.

“Kami menempuh perjalanan selama empat jam penuh tanpa istirahat. Kami tiba di Kantor Lurah Ronggakoe sekitar pukul 19.00 Wita. Kami sudah ditunggu keluarga Junda yang menantikan kedatangannya sejak siang hari,” ujar Koordinator Lembaga Kesejahteraan Sosial Elisabeth Manggarai Timur, Marna Babut kepada Kompas.com di Borong, Rabu (17/1/2018).

(Baca juga : Tiap Tahun, Sedikitnya Dua Calon Hakim Alami Gangguan Jiwa )

Marna mengisahkan pengalamannya ketika bertugas sebagai kepala seksi jaminan sosial dan rehabilitasi di Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur. Ia menangani ODGJ di Manggarai Timur.

Bahkan, sejak ada panti dan klinik Renceng Mose Ruteng, ia bersama Lurah Ronggakoe, Erasmus Jalang menangani ODGJ serta membawa orang yang dipasung ke Panti Renceng Mose Ruteng.

Selama 2017, setidaknya empat orang yang dipasung dibongkar dan dibawa ke Renceng Mose Ruteng untuk mengikuti perawatan dan terapi. Hasilnya, empat orang sembuh, walaupun masih minum obat secara rutin.

“Saya senang bekerja secara sukarela untuk membantu dan menolong ODGJ di Manggarai Timur. Saya bentuk lembaga sosial untuk meringankan penderitaan sesama saudara di Manggarai Timur,” jelasnya.

Data Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur, saat ini ada sekitar 60 ODGJ di Manggarai Timur. Jumlah tersebut belum terdata semua. Hingga kini masih banyak ODGJ yang dipasung. Dari jumlah itu, yang sembuh baru lima orang.

Kepala Panti dan Klinik Renceng Mose Ruteng, Bruder Ferdinandus FC menjelaskan, panti didirikan sejak tahun 2014. Sebelum dibentuk lembaga ini, ordo Caritas yang berpusat di Vatikan Roma melakukan survei serta mencari lokasi untuk membangun gedungnya.

Saat ini lembaga tersebut baru berusia lima tahun dan sudah menangani ratusan ODGJ. Alhasilnya, ada 60 orang mengalami kesembuhan dan rawat jalan sebanyak 600 orang yang tersebar di seluruh Pulau Flores, NTT.

Bruder Ferdinandus menjelaskan, ODGJ di seluruh Pulau Flores, NTT terbilang sangat banyak. Namun belum ada rumah sakit jiwa atau semacam panti untuk menangani dan merawat orang seperti itu. Karenanya hadirlah panti ini untuk menolong mereka.

“Kapasitas panti ini sangat terbatas hanya mampu menampung 30 orang. Sementara banyak orang gangguan jiwa yang ingin dirawat di panti ini. Kami berharap ada panti lain atau rumah sakit jiwa untuk menampung orang yang mengalami gangguan kejiwaan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, dari penelitian dan survei berbagai lembaga dan psikolog dunia, ODGJ disebabkan stress dan keturunan.

Karena itu, penanganannya membutuhkan kesabaran, ketekunan, serta mengetahui gejala-gejala awal pasien. Tidak benar ODGJ dibuat-buat oleh roh jahat.

“Selama ini cara menangani ODGJ di panti ini dengan memberikan obat, pemeriksaan darah, serta pemeriksaan lainnya. Selain itu, ODGJ diberi ruang untuk beraktivitas. Mereka kerja kebun di sekitar panti, main bola, nonton televisi, serta setiap hari minggu mendapatkan pelayanan ibadah,” jelasnya.

Sambutan Penuh Syukur

Rabu (17/1/2018) malam sekitar pukul 19.00 Wita, Ibu Marna bersama Hendrikus Junda tiba di depan halaman Kantor Kelurahan Ronggakoe. Saat turun dari mobil, Lurah Ronggakoe, Erasmus Jalang dan Hermanus Asa (kakak dari Junda) sudah menunggu di samping mobil.

Saat keluar dari mobil, Hendrikus Junda langsung dipeluk kakaknya dan dilanjutkan oleh Lurah Ronggakoe.

Mereka lalu masuk ke halaman Kantor Lurah Ronggakoe. Di sana, keluarga sudah berkumpul. Mereka  menyambutnya dan satu per satu memberikan jabatan tangan.

Selain itu, Modesta Ondi, kakak Ipar dari Hendrikus Junda memeluknya. Sesudah itu dilanjutkan minum kopi Flores yang sudah disuguhkan.

Hermanus Asa mengatakan, adiknya dipasung selama 10 tahun di dalam rumah keluarganya. Selama dipasung, keluarga mencari jalan untuk merawatnya agar sembuh dari sakitnya.

Namun, upaya dan usaha itu belum membuahkan hasil. Lalu tibalah informasi dari pemerintah Kelurahan Ronggakoe yang bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur.

(Baca juga : Alami Gangguan Jiwa dan Dipasung 14 Tahun, Eduardus Akhirnya Sembuh )

ODGJ di Kelurahan Ronggakoe yang dipasung harus dibongkar dan dirawat di Panti Renceng Mose Ruteng. Keluarga harus bersedia membongkar pasung dan dirawat di panti. 

Keluarga akhirnya membuka pasung dan membawa Hendrikus Junda ke panti pada 5 Agustus 2017. Setelah dirawat dua minggu, ada informasi Hendrikus sakit berat dan harus segera dirawat di Rumah Sakit Umum Ben Mboi Ruteng.

"Saya sudah berpikir bahwa adik kami sudah tiba saat meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Juga kami memikirkan biaya perawatan selama di Rumah Sakit Umum Ben Mboi Ruteng," katanya.

"Namun, cara Tuhan menyentuhnya berbeda dengan cara manusia berpikir. Buktinya adik kami mengalami kesembuhan setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Ben Mboi Ruteng,” jelasnya.

Hermanus menuturkan, mukjizat Tuhan terus bekerja di dalam diri Hendrikus Junda. Buktinya, Junda kembali dirawat di Panti Renceng Mose Ruteng. "Dan hari ini kami saksikan rahmat Tuhan itu dalam diri Hendrikus Junda," tuturnya. 

Sebelum mengalami gangguan jiwa, sang adik sudah menanam ratusan pohon mahoni dan jati. Namun tiba-tiba ia sakit. 

"Tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan bekerja melalui perantaraan sesama. Sore ini betul-betul di luar akal sehat kami dengan melihat kondisi kesehatan adik kami yang sembuh total. Kami selalu selipkan doa-doa dan permohonan kepada Tuhan kepada lurah Ronggakoe, Dinas Sosial dan Panti Renceng Mose Ruteng,” tutupnya. 

Kompas TV Diduga sang ibu mengalami gangguan jiwa setelah berpisah dengan suaminya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com