Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulap Ban Bekas Jadi Sofa, Eko Mampu Hidupi 84 Santri Miskin dan Yatim

Kompas.com - 23/10/2017, 20:38 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

Kompas TV Prihatin dengan kondisi tempat tinggal yang tak layak huni. Seorang polisi rela menjual sepeda motornya untuk biaya pembangunan rumah warga.

Hidupi 84 anak asuh

Dari hasil inovasinya berkarya, selain menghidupi istri dan tiga anaknya, Eko bisa membiayai hidup dan sekolah 84 anak asuh di pesantren. Anak asuh yang dibiayai berasal keluarga tak mampu.

Bahkan pondok pesantren yang ditempati 84 anak asuhnya itu dibangun sendiri dari hasil penjualan mebel berbahan ban bekas. Seluruh kebutuhan pondok pesantren bernama Nurul Qalbi yang dibangunnya itu ditanggung Eko dan istrinya, Triana Sari Tilawah yang juga memiliki usaha salon kecantikan.

Eko mengaku mulai mencari dan membiayai sekolah anak-anak tersebut sejak tahun 2012. Saat itu, Eko bersama istrinya tergerak hati untuk membantu anak-anak yang tidak mampu.

Sebagai langkah awal, Eko meminta bantuan tetangga dan kerabatnya untuk mencari anak-anak dari keluarga kurang mampu dan yatim piatu. Setelah itu, anak-anak tersebut dimasukkan ke Ponpes Nurul Qalbi dan disekolahkan di Madarsah Aliyah Entrepreneur yang juga berada di komplek ponpes tersebut di Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo.

"Biasanya saya mengambil anak yang sudah lulus SMP. Mereka yang saya biayai saya utamakan dari kalangan tidak mampu dan yatim maupun yatim piatu. Mereka kemudian saya ajarkan mengaji dan sekolah di MA itu," kata Eko.

Di pondok pesantren dan MA itu, lanjut Eko, seluruh santri yang sebagian besar perempuan diajari untuk berwirausaha. Diharapkan setelah lulus sekolah, mereka bisa membuka usaha baru atau melanjutkan kuliah.

Jumlah anak asuh yang sudah lulus mencapai ratusan orang. Jadi saat lebaran tiba, banyak alumni santri yang datang ke pondoknya.

Anak-anak yang sudah masuk pondok, demikian Eko, dijamin tidak dibebani biaya apapun. Selama di pondok, anak-anak asuhnya hanya diminta untuk belajar dan mengaji.

Untuk mengurus ponpes dan sekolah Eko dibantu sejumlah guru untuk mendidik dan mengolala ponpes. Selain itu, ada donatur dari luar yang ingin membantu pondok pesantren namun tidak banyak.

Baca juga : Sopan, Siswa Miskin dan Piatu Berjualan Cilok Keliling demi Kebutuhan Hidup

Bagi santri yang sudah lulus, ia memberi kesempatan untuk belajar berwirausaha di tempatnya. Saat ini ada empat santri yang membantu produksi awal dan finishing.

Sementara santriwati, Eko memberi mereka kesempatan untuk belajar di salon kecantikan milik istrinya. Kebanyakan yang bekerja di tempat usahanya adalah santri yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

Eko merasa senang saat bisa membantu keluarga kurang mampu dan memberikan jalan bagi anak-anak untuk mendapatkan masa depannya. Kendati demikian, Eko tidak pernah melupakan keluarganya. Ia tetap memenuhi seluruh kebutuhan keluarga serta pendidikan anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com