Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulap Ban Bekas Jadi Sofa, Eko Mampu Hidupi 84 Santri Miskin dan Yatim

Kompas.com - 23/10/2017, 20:38 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Keikhlasan dan tekad Eko Rosandi (40) mengasuh santri-santri tak mampu dari hasil usaha ban bekas menjadi berkat tersendiri bagi pria asal Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Keuletannya berkreasi menjadikan ban bekas yang biasanya banyak hanya tersimpan di gudang atau menumpuk di bengkel-bengkel mobil menjadi bernilai ekonomis tinggi.

Tampak tumpukan kursi berbentuk lingkaran dengan beragam warna terpajang di depan rumah. Sofa-sofa cantik ini diberi nama sofa Kursan yang memiliki kepanjangan kursi santri.

"Saya tidak mengira kursi kreasi berbahan ban bekas saya bisa laku dan diterima masyarakat. Padahal bahan utamanya ban bekas mobil yang saya beli dari bengkel-bengkel yang ada di Ponorogo," ujar Eko, Senin ( 23/10/2017).

Eko menceritakan awal mula memiliki ide untuk membuat kursi dari ban bekas yaitu sejak 2015. Sebelumnya, ia sudah menggeluti kerajinan ban bekas, namun hanya berupa tempat sampah. Lantaran ingin menjadikan ban bekas bernilai jual lebih tinggi, lalu ia memiliki ide membuat sofa atau kursi dari ban bekas.

Berbekal tekad yang tinggi, awal 2017 ia mencoba membuat satu set kursi dan meja dari ban bekas. Tak dinyana, kursi besutannya disukai temannya dan langsung laku terjual.

Setelah terjual perdana, Eko mulai mendapatkan banyak pesanan kursi dari ban bekas. Apalagi menjelang lebaran permintaan pembuatan kursi ban bekas ini semakin tinggi.

"Kursi dan meja ban bekas saya dikenal banyak dari mulut ke mulut," ungkap Eko.

Eko mengatakan, satu set mebeler yang dijual terdiri empat kursi dan satu meja. Untuk proses pembuatannya, awalnya ban bekas dibersihkan kemudian bagian tengah dipasang karet dan diberi busa. Setelah karet dan busa menyatu, barulah ditutup dengan kain vinyl dan kemudian distaples.

Agar terlihat kokoh, kursi dipasangi empat besi sebagai kaki. Sedangkan meja dipasangi empat besi sebagai kaki dan kaca di atasnya.

Eko menjelaskan, pembuatan satu set meja kursi membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan, Eko dibantu anak-anak asuhnya.

Baca juga : Ingin Bangun Rumah Warga Miskin, Polisi di Bireuen Jual Motor Trail Kesayangan

Suami Triana Sari Tilawah ini membanderol harga satu set kursi dan meja ini Rp 1,6 juta hingga Rp 2,5 juta. Perbedaan harga dipengaruhi dari kain vinyl dan kualitas busa yang digunakan.

"Makin bagus kualitas kain vinyl dan busanya, maka harganya akan semakin mahal," jelas Eko.

Kerapian hasil kerja kursi meja dari ban bekas menjadi daya tarik tersendiri. Buktinya pemesan kursi meja dari ban bekas tidak hanya dari Ponorogo saja. Eko mengaku kursi meja buatannya itu sudah dijual hingga Depok, Tasikmalaya, Sidoarjo dan Jombang.

Untuk memperlebar jaringan penjualan, lanjut Eko, ia terus berinovasi. Ia menambah sandaran di kursi tersebut serta membuat bentuk lain yang menarik.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com