Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bencana Gerakan Tanah di Sukabumi Menolak Direlokasi

Kompas.com - 25/07/2017, 16:53 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, batal merelokasi masyarakat terdampak bencana pergerakan tanah setahun lalu di Desa Nagrakjaya, Kecamatan Curugkembar. Pasalnya, warga setempat menolak.

"Masyarakat terdampak bencana tidak mau direlokasi alasannya karena tidak ingin kehilangan pekerjaan," kata Camat Curugkembar, Utang Supratman, usai mengikuti rapat koordinasi BPBD di Hotel Selabintana, Selasa (25/7/2017) siang.

Utang menjelaskan kawasan perkampungan terdampak bencana gerakan tanah merupakan lahan yang subur. Di lokasi tersebut banyak lahan pertanian, seperti sawah yang menghasilkan panen padi bagus.

"Sekarang saja masyarakat sedang panen padi yang kedua," ungkap mantan Sekmat Jampangkulon itu.

(Baca juga: Korban Bencana Pergerakan Tanah di Sukabumi Minta Segera Direlokasi)

Selain itu, lanjut Utang, retakan yang disebabkan pergerakan tanah di Desa Nagrakjaya ini cenderung lambat dan tidak langsung besar seperti gempa bumi sehingga masyarakat bisa memantau dan waspada setiap terjadi pergerakan tanah.

"Jadi kalau ada retakan di dinding rumahnya langsung ditambal," ujar dia.

Kondisi saat ini, menurut Utang, rumah-rumah yang terdampak bencana gerakan tanah sudah diperbaiki. Begitu juga kondisi kehidupan masyarakat sudah kembali seperti biasa.

"Rumah panggung dan permanen yang rusak sudah diperbaiki," ujar dia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat pergerakan tanah berlangsung di Desa Nagrakjaya sejak Selasa (19/7/2016) hingga Kamis (18/8/2016).

Dampaknya, sebanyak 174 rumah rusak berat, 100 rumah rusak sedang, 56 rumah rusak ringan dan 97 rumah terancam dengan total jumlah penduduk 1.236 jiwa.

(Baca juga: Pergerakan Tanah di Sukabumi Meluas, 112 Rumah Rusak)

 

 

Kompas TV 1 Rumah Rusak Akibat Tanah Bergerak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com