Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Sumber Air di Gunungkidul

Kompas.com - 24/07/2017, 10:16 WIB
Markus Yuwono

Penulis

Kompas TV Musim Kemarau, Warga Gunungkidul Kekurangan Air Bersih

Selain itu, pihaknya akan mengolah sumber air di Bribin I agar tidak keruh, karena selama ini air langsung dialirkan ke pelanggan tanpa diolah.

"Besok akan kita olah terlebih dahulu," ucapnya.

Pratomo Hadi, Direktur Teknik PDAM Tirta Handayani, menambahkan, saat ini operasional Bribin I sudah melayani lebih dari 6000 kepala keluarga, meliputi kecamatan Rongkop, Girisubo, sebagian Semanu, dan Tepus.

"Komitmen kita seluruh pipa terisi air, yang sudah terlayani pipanisasi sudah 69 persen, dengan cakupan 369 ribu jiwa," ucapnya.

Salah seorang warga Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong,Budi mengatakan, sejak pertengahan tahun 1990 an wilayahnya sudah dialiri PDAM, sehingga tidak lagi membutuhkan dropping air. Untuk telaga yang ada pun tak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Telaga saat musim penghujan digunakan untuk pemancingan, jarang warga yang menggunakan telaga. Saat kemarau juga tidak terpengaruh air tetap lancar," ujarnya.

Terpisah, kasi Logistik dan kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sutaryono, menyampaikan, sampai saat ini ada 8 kecamatan yang terdampak kekeringan, terdiri dari 33 desa dengan jumlah jiwa mencapai 46.000.

Diperkirakan, kemarau akan sampai bulan Oktober. Setiap hari ada 28 tangki, per tangkinya ukuran 5.000 liter didistribusikan masyarakat.

"Diperkirakan akan terus meningkat jumlah warga yang terdampak kekeringan, karena kemarau diperkirakan sampai bulan Oktober," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com