Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahulu Harus Pakai Bus Air, Kini Siswa 3 Dusun Bisa Bersepeda ke Sekolah

Kompas.com - 30/04/2017, 07:00 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Pembangunan jembatan berlangsung bertahap, pertama dari Dusun Muara Ilo sampai Kampung Makassar pada 2012-2013. Panjangnya hingga 4,06 kilometer.

“Tidak mudah membangun di tahap awal. Tekanan masyarakat begitu besar,” kata Suprapti.

Setahun kemudian di tahun 2013 hingga 2014, mereka menghubungkan Dusun Tani Baru Dalam ke Kampung Makassar dengan Kampung Makassar sepanjang 2,3 km. Kemudian pada 2016, kedua jembatan itu dipertemukan oleh jembatan sejauh 955 meter.

Kini, dengan terhubungnya tiga dusun di Tani Baru, sekolah semakin berkembang. Anak dusun pun bisa leluasa sekolah. Dan bagi Aldo, naik sepeda jelas lebih menyenangkan. Sebagai anak penjaga tambak, tentu biaya ongkos sekolah lumayan besar.

Dua tahun sebelumnya, ketika tidak punya sepeda, ia harus mengeluarkan Rp 10.000 untuk pulang pergi naik bis air. Separuhnya adalah uang jajan. Aldo mengatakan, tentu lebih menyenangkan dengan bersepeda karena uang jajan jadi terasa lebih banyak.

“Ramai juga sama teman,” katanya.

KOMPAS.com/Dani Julius Desa-desa di Delta Mahakam dipenuhi tambak udang. Salah satunya di Desa Tani Baru. Jembatan 7 km membentang menghubungkan 3 dusun di Tani Baru untuk melayani anak sekolah
lyas, Kepala Desa Tani Baru, mengatakan, jembatan kini jadi aset vital umum sejak warga 3 dusun terhubung. Mereka mudah berinteraksi. Anak sekolah di tempat jauh tidak lagi terlambat sekolah.

“Dulu kalau terlambat naik kapal ya lewat tambak-tambak,” katanya.

Wilayah Kecamatan Anggana di Kukar begitu luas hingga ke muara Sungai Mahakam. Kawasan itu juga dinamai Delta Mahakam. Bagian terluar dari delta terbagi tiga desa yang dikepung lautan, karenanya disebut juga sebagai tiga desa laut.

Desa Tani Baru yang pertama dan paling luar, kemudian Desa Muara Pantauan dan Desa Sepatin. Untuk mendatangi desa-desa itu harus menggunakan perahu atau kapal. Jaraknya sekitar 3 jam perjalanan menggunakan kapal bermesin dari Samarinda, ibukota Kaltim.

Masing-masing desa terdiri dari banyak sekali pulau kecil maupun besar dan berakhir menghadap laut lepas Selat Makassar.

Kalau di Muara Pantauan 60 persen terkumpul dalam daratan dan 40 persen terpisah lautan, Tani Baru sebaliknya. Sebanyak 60 persen wilayah terpisah lautan dan 40 persen terkumpul dalam daratan.

Karakter alam seperti ini membuat  pulau-pulau dipenuhi tambak, khususnya udang. Mata pencaharian warga di semua desa itu pun mengikuti kondisi alam, yakni mayoritas nelayan di laut dan penjaga tambak.

Tani Baru juga terdiri banyak pulau yang berisi tambak. Kelompok warga tumbuh dalam tiga dusun besar yang semula terpisah satu dengan lain, yakni Muara Ilo, Kampung Makassar, dan Tani Baru Dalam.

Jembatan kayu ulin sepanjang lebih dari 7 km ini kemudian menghubungkan ketiganya.

 

 

Kompas TV Ketika Murid SD Meminta Tas Kepada Presiden

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com