BANDUNG, KOMPAS.com - Muhammad Fahri Asidiq (11), bocah laki-laki asal Cipadung, Kota Bandung, yang tulang rapuh atau osteogenesis imperfecta harus rutin diinfus obat Alendronat sebagai penguat tulang.
"Tapi syaratnya Fahri harus dalam kondisi sehat. Infus Alendronat ini dilakukan satu bulan sekali," kata Sri Astati Nursani (32), Ibu Fahri saat ditemui di kediamannya, Jumat (7/4/2017).
Sri menjelaskan, injeksi penguat tulang ini harus dilakukan Fahri sampai usianya menginjak 17 tahun. Setelah itu, injeksi akan dihentikan.
Baca juga: Dioperasi, Bocah Penderita Tulang Rapuh Disuruh Pulang Saat Belum Sadar
Biaya injeksi Alendronat untuk bocah Fahri ternyata tidak murah. Satu kali melakukan infus, Sri harus mengeluarkan uang Rp 3,8 juta. Angka tersebut terbilang besar untuk seorang janda dua anak yang hanya berprofesi sebagai pedagang tisu asongan itu.
"Infus ini tidak masuk tanggungan BPJS," tuturnya.
Setelah usia Fahri 17 tahun, lanjut Sri, anaknya baru bisa menjalani operasi untuk memperbaiki tulang-tulangnya yang patah selama ini. Dia belum tahu biaya operasi tersebut.
"Sebetulnya sekarang bisa operasi, cuma nanti patah lagi patah lagi," katanya.
Fahri sempat merasa pesimistis dengan penyakit yang dideritanya. Bahkan, dia berharap segera meninggal karena tidak kuat dengan penyakitnya itu. Betapa tidak, setiap batu, ada tulang Fahri yang patah.
"Kalau begini terus, aku ingin mati saja, Bu," kata Fahri Asidiq kepada ibunya, Sri Astati Nursani.
Baca juga: Setiap Batuk, Tulangnya Patah, Bocah Ini Mengaku Ingin Mati Saja
Fahri mengucapkan kata-kata itu sambil menyobek foto-foto masa kecilnya saat masih bisa berjalan normal. Ucapan pilu anaknya tersebut membuat Sri sangat sedih.