Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Anaknya Mau Bergaul, Ibu Bocah Penderita Tulang Rapuh Bikin Kesepakatan

Kompas.com - 07/04/2017, 16:06 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Muhammad Fahri Asidiq (11) bocah yang tinggal bersama ibunya Sri Astati Nursani (32) di Jalan Cipadung RT 02 RW 04 Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung  ini sejak usia empat tahun sudah menderita kerapuhan tulang. 

Penyakit bernama Osteogenesis imperfecta ini membuatnya tidak bisa berjalan seperti anak-anak normal. Pasalnya, tulangnya rentan patah karena tidak mampu untuk menahan berat tubuhnya sendiri. 

Penyakit yang dideritanya itu memaksa Fahri untuk berjalan merangkak perlahan. Akibatnya, selama beberapa tahun ini Fahri mengucilkan dirinya sendiri di dalam rumah.

Menurut ibunya, hal tersebut disebabkan lantaran pada saat mengikuti sekolah di Taman kanak-kanak beberapa tahun lalu, banyak orangtua murid yang meminta anak-anaknya menjauhi Fahri dengan berbagai alasan.

"Ada orangtua yang bilang jangan dekat-dekat Fahri, takut nanti kesenggol patah tulangnya Fahri. Ada juga yang bilang jangan dekat-dekat Fahri takut tertular," kata Sri kepada Kompas.com, Jumat (6/4/2017).

Beberapa bulan ke belakang, Fahri akhirnya mau membuka diri kepada dunia luar rumah dan ikut kegiatan belajar mengajar di salah satu sekolah dasar. Di usianya yang seharusnya sudah kelas 5 SD, Fahri kini terdaftar sebagai murid kelas 1 SD. 

Sri mengakui untuk membujuk Fahri ikut bersekolah seperti anak-anak normal cukup alot.  "Sempat dulu saya siram sampai saya cubit Fahri biar mau keluar rumah dan bergaul. Saya paksa biar dia tidak malu sama dirinya sendiri.  Saya lakukan demi Fahri walaupun sebenarnya saya tidak tega," aku Sri. 

Baca juga: Dioperasi, Bocah Penderita Tulang Rapuh Disuruh Pulang Saat Belum Sadar

Usaha Sri tidak sia-sia, Fahri pun menerima dunia luar rumah kembali. Meski demikian, perjuangan Sri masih berlanjut. Kali ini dia harus memberikan negosiasi kepada pihak sekolah agar anaknya diterima sebagai murid yang memiliki hak dan kewajiban sama seperti anak-anak lainnya. 

"Pihak sekolah sebelumnya bilang agar anak saya disekolahkan di sekolah untuk anak yang memiliki keterbatasan. Tapi alhamdulillah saya berhasil meyakinkan pihak sekolah kalau anak saya bisa mengikuti pelajaran seperti anak normal," ucapnya.

Tidak sampai di situ saja, Sri kembali berkomunikasi dengan para orangtua siswa. Kepada mereka, dia memastikan tidak akan meminta pertanggungjawaban apapun kepada orangtua seandainya ada tulang Fahri yang patah akibat tersenggol salah satu siswa saat bermain atau belajar. 

Kesepakatan itu dibuatnya semata-mata agar Fahri bisa bergaul dan memiliki teman.

"Alhamdulillah teman sekelas Fahri baik semua dan sayang sama Fahri. Banyak juga yang membantu Fahri seperti memberikan buku tugas ke gurunya," ucap Sri. 

Sementara itu, Fahri mengaku sangat gembira karena bisa sekolah seperti anak normal kebanyakan meski dengan keterbatasan fisik yang dimiliki.

Ketika ditanya mengenai cita-citanya, Fahri hanya menjawa singkat. 

"Kepingin pesantren nanti," ucap Fahri yang membuat mata ibunya berkaca-kaca disambung pelukan penuh sayang.

Baca juga: Setiap Batuk, Tulangnya Patah, Bocah Ini Mengaku Ingin Mati Saja

Bagi pembaca dan para netizen yang ingin berbagi kebahagiaan, kiranya bisa menyalurkan donasi melalui Kitabisa.com, yang bisa diakses melalui kotak widget di bawah ini (bisa terlihat di komputer desktop). Atau, Anda yang tak bisa mengakses kotak widget di bawah ini bisa langsung klik di sini untuk donasi via Kitabisa.com.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com