DENPASAR, KOMPAS.com - Umat Hindu di Bali menjalani ritual malam pengrupukan pada Senin (27/3/2017). Ritual ini ditandai dengan mengarak ogoh-ogoh, patung berukuran besar berwajah seram dan merupakan perwujudan Buthakala.
Pantauan Kompas.com, di Simpang Catur Muka, Kota Denpasar, malam pengrupukan ini dimulai pukul 19.00 Wita.
Ogoh-ogoh raksasa asal Banjar Nitih, jadi ogoh-ogoh pembuka jalannya pengrupukan. Ogoh-ogoh setinggi 5 meter ini diarak 60 orang warga Banjar diiringi tetabuhan musik Bleganjur.
Sesekali ogoh-ogoh berbentuk butakala bersayap ini menanti-nanti seiring gerakan para pengusung.
Gerakan ogoh-ogoh ini langsung disambut sorakan warga yang datang menyaksikan. Selain bersorak, warga juga langsung mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan kemeriahan momen tersebut.
(Baca juga: 7.079 Ogoh-ogoh Disiapkan untuk Malam Pengrupukan Jelang Nyepi)
Ogoh-ogoh ini akan diarak hingga tengah malam dan dipusatkan di sejumlah titik di Kota Denpasar. Selain ogoh-ogoh berukuran besar, anak-anak juga tidak mau ketinggalan. Mereka mengarak ogoh-ogoh berukuran lebih kecil.
Ogoh-ogoh sendiri sesuai keyakinan umat Hindu adalah simbol Butakala atau perwujudan sifat negatif manusia. Setiap jelang Nyepi diarak oleh warga.
Malam pengrupukan adalah sebutan untuk malam perarakan ogoh-ogoh. Setelah itu, umat Hindu akan menjalani Catur Brata Penyepian pada Hari Nyepi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.