Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersepeda dari Jakarta ke Jogja, Samsuddin Bawa "Badak" hingga "Gajah" untuk Anak-anak

Kompas.com - 22/03/2017, 19:16 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - "Anak-anak, tahu ini binatang apa?," tanya Samsudin kepada anak-anak di Ledok Code Rt 18/ Rw 04 Kota Baru, Kota Yogyakarta.

"Hewan badak bercula satu," teriak anak-anak serentak menjawab pertanyaan.

Di hadapan anak-anak kecil, Samsudin melanjutkan ceritanya tentang kedatangan seorang penculik yang hendak membawa hewan-hewan di hutan, termasuk badak bercula satu.

"Boleh tidak, penculik menculik hewan-hewan di hutan? Boleh tidak badak diculik?" tanya Samsudin.

"Tidak boleh. Jangan diculik, jangan dimasukkan kandang, kasihan," jawab salah satu anak.

Itulah sepenggal dongeng yang diceritakan oleh Samsudin kepada anak-anak kecil yang tinggal di pemukiman padat penduduk bantaran Kali Code, Kota Baru.

Samsudin sudah beberapa hari ini tiba di Yogyakarta untuk mengampanyekan pelestarian satwa dilindungi dan hutan Indonesia.

Pria asal Indramayu, Jawa Barat, ini berkeliling beberapa daerah di Indonesia dengan sepedanya mengampanyekan pelestarian satwa dan hutan Indonesia dengan cara mendongeng.

Setelah mendongeng, Samsudin memasukan semua tokoh wayang satwa ke dalam tas yang berada di atas jok belakang sepedanya. Terdapat pula di bagian belakang tiang kecil yang terikat di sepeda dan bendera bertuliskan "Lindungi Satwa dan Hutan Indonesia".

"Saya sudah ke beberapa kota di Kalimantan, Sumatra. Ini saya tour Jawa lewat pesisir Selatan," ujar Samsudin saat ditemui usai mendongeng di Ledok Code Rt 18/ Rw 04 Kota Baru, Kota Yogyakarta, Rabu (22/3/2017).

Dongeng demi lingkungan

Mendongeng, lanjut dia, saat ini sudah jarang dilakukan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Padahal lewat dongeng terjadi komunikasi aktif antara orangtua dengan anak.

"Saya mencoba melestarikan kebudayaan mendongeng karena sudah mulai ditinggalkan oleh keluarga. Dulu lewat kebiasaan mendongeng, anak-anak bisa mencurahkan kegelisahannya," tegasnya.

Setiap dongeng tidak hanya sebatas menghibur, tetapi juga mempunyai pesan-pesan positif yang terselip dan mudah diingat oleh anak-anak. Seperti halnya dongeng yang dibawakannya di setiap kota yang disambanginya.

"Dongeng saya sengaja diarahkan ke konservasi karena Indonesia sudah banyak kehilangan hutan karena alih fungsi hutan dan kebakaran. Pelestarian satwa dilindungi sampai dengan menjaga lingkungan," tegasnya.

Lewat dongeng yang mudah dipahami oleh anak-anak dan masyarakat, maka bisa semakin mengenal dunia konservasi sehingga masyarakat tumbuh kesadarannya dan bisa menjadi penyebar misi konservasi, pelestarian alam, hutan, lingkungan dan satwa langka di Indonesia.

"Semoga nanti kecantikan, keindahan biodiversiti Indonesia itu tidak hilang, kalau Dari mahasiswa, masyarakat, anak-anak semuanya tumbuh kesadarannya," tuturnya.

Setiap mendongeng, Samsudin selaku mengunakan wayang satwa yang diakuinya dibuatnya sendiri. Tokoh satwa tersebut dibuat setiap kali mengunjungi wilayah-wilayah tertentu.

"Ceritanya saat saya ke Ujung Kulon itu kan tempatnya badak Jawa. Lalu saya ingin berperan dalam misi kampanye badak Jawa, lewat dongeng dan munculah tokoh badak ini," ungkapnya.

Menurut dia, selain tokoh badak Jawa juga ada gajah Sumatera, beruang madu, badak Sumatera, orangutan Kalimatan dan harimau Sumatera.

"Terkumpul banyak binatang-binatang, mungkin besok setelah dari Sulawesi dan Papua akan muncul satwa-satwa lainya lagi," kata Samsudin.

Bertemu Iriana

Sebelum mendongeng di Ledok Code, Kota Baru lanjutnya Samsudin berdiskusi dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tentang kondisi kota Yogyakarta, khususnya kali Code. Permasalahan-permasalahan apa yang terjadi di Kali Code.

"Saya diskusi dulu, dan permasalahannya banyak yang buang sampah sembarangan di sungai. Lalu di awal saya mendongeng dengan pesan agar anak-anak tidak membuang sampah sembarangan dan berani mengingatkan," ucapnya.

Setelah dari Yogyakarta, rencananya Samsudin akan menuju ke Solo, Jawa Tengah untuk mendongeng. Dia pun berharap bisa bertemu dengan Iriana Jokowi, istri Presiden RI Joko Widodo, di Solo.

"Semoga bisa ketemu ibunya Bapak Joko Widodo. Harapan saya ibunya Bapak Jokowi dapat memberikan dukungan positif untuk pelestarian dongeng dan penyelamatan satwa," tuturnya.

Aditya Saputra (9) mengaku senang mendengar dongeng mengenai satwa dan lingkungan yang di ceritakan oleh Samsudin. Selain alurnya lucu, juga bisa dipahami dengan mudah pesan-pesannya.

"Senang, tidak bosan kan lucu. Tadi pesannya, jangan buang sampah sembarangan di sungai, nanti jadi banjir, lalu menyayangi satwa di hutan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com