Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi "Klitih" Kembali Terjadi di Yogyakarta, Seorang Pelajar SMP Tewas

Kompas.com - 13/03/2017, 17:59 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Aksi kekerasan di jalanan yang sering disebut masyarakat Yogyakarta dengan istilah "klitih" kembali terjadi.

Kali ini, seorang pelajar yang baru duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) meninggal dunia setelah ditusuk oleh sekelompok orang di Jalan Kenari, tepatnya sebelah Utara Kantor Balaikota Yogyakarta pada Minggu (12/3/2017) sekitar pukul 12.45 WIB.

Korban bernama Ilham Bayu Fajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) meninggal dunia setelah diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal ketika melintas di Jalan Kenari, Kota Yogyakarta.

"Korban berboncengan dengan kakaknya, mereka perjalanan pulang dari main biliard. Saat melintas di Jalan Kenari, mereka tiba-tiba dikejar oleh sekelompok orang dan diserang," ucap Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Akbar Bantilan saat ditemui, Senin (13/3/2017).

Ilham yang saat itu membonceng mengalami luka tusuk di bagian dada. Karena luka yang didapat cukup parah, nyawa pelajar SMP asal Banguntapan, Bantul, ini tidak tertolong.

"Korban ditusuk di bagian dada. Lukanya cukup dalam hingga tembus ke belakang," ucapnya.

Akbar menyebutkan, para pelaku penyerangan mengendarai sekitar 10 sepeda motor.

"Tidak ada masalah, tidak ada cekcok. Tiba-tiba saja langsung dikejar dan diserang," kata dia.

Pihaknya saat ini terus melakukan penyelidikan secara intensif. Beberapa saksi telah dimintai keterangan, baik teman korban maupun warga masyarakat yang ada di lokasi.

Selain itu, pihaknya juga memeriksa rekaman CCTV yang ada di sekitar Jalan Kenari, Kota Yogyakarta.

"Sampai saat ini kita sudah memeriksa saksi-saksi baik yang dilokasi maupun teman korban, termasuk melihat CCTV yang ada. Kami fokus untuk mengungkap kasus ini, semoga segera terungkap," tegasnya.

Pada hari yang sama, di Jalan Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, polisi mengamankan dua remaja berusia sekitar 13 tahun dan 14 tahun berboncengan sepeda motor.

"Saat digeledah mereka membawa senjata tajam. Mereka masih pelajar SMP," kata Akbar.

Dia mengungkapkan, salah satu anak yang diamankan di Wirobrajan tinggal di rumah kos bersama kakaknya, sedangkan orangtuanya berada di Lampung.

Menurut dia, peran orangtua sangat penting dalam melakukan pengawasan, terutama dalam mengantisipasi terjadinya tindak kekerasan yang melibatkan pelajar.

"Peran orangtua dalam melakukan pengawasan sangat penting, misalnya anak jam 9 malam jangan keluar rumah dan lain-lain," jelasnya.

Sementara itu, pada Minggu dini hari, dua bocah ditemukan tersungkur di Jalan Solo KM 6, Sleman, di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.

Kedua bocah tersebut mengalami luka di tubuh akibat terbentur aspal. Salah satunya harus dibawa ke RSUP TNI AU Hardjolukito Yogyakarta untuk mendapat perawatan.

"Kami awalnya mendapat informasi warga. Kami datang ke TKP, keduanya sudah terkapar, satu luka parah dan dibawa ke Hardjolukito," tutur Kapolsek Depok Barat, Kompol Sukirin Hariyanto saat ditemui.

Dari pemeriksaan yang dilakukan petugas, polisi menemukan satu senjata tajam jenis mandau. Senjata tajam tersebut diselipkan di balik baju.

"kami temukan senjata tajam jenis mandau di balik baju. Katanya mereka dikejar sekelompok orang dan ditendang hingga tersungkur itu," katanya.

Menurut dia, ada kemungkinan kejadian di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak berkaitan dengan yang di Jalan Kenari, Kota Yogyakarta. Namun demikian hal itu masih dugaan sementara. Sukirin mengatakan, polisi masih akan melakukan pendalaman lebih lanjut.

"Bisa saja ada keterkaitan dengan di Jalan Kenari. Tapi kita masih dalami lagi," ucapnya.

Endre Baskoro (23), warga Sriten, Bantul, mengaku, dirinya kini merasa tidak nyaman saat pulang malam hari akibat kembali terjadinya aksi "klitih" tersebut.

"Ya kalau pulang malam rasanya tidak nyaman, khawatir. Harapan saya, ada upaya agar klitih tidak ada lagi, Yogya kembali amanlah," tuturnya.

Sebelumnya, aksi kekerasan jalanan yang melibatkan pelajar hingga menyebabkan korban meninggal dunia terakhir kali terjadi di daerah Selopamioro, Imogiri, Bantul pada 12 Desember 2016. Polisi menangkap 9 tersangka yang semuanya masih berstatus pelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com