Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemooh Warga yang Menonton Reka Ulang Pembunuhan Keluarga Juragan Angkot

Kompas.com - 09/03/2017, 18:14 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Rekonstruksi pembunuhan satu keluarga juragan angkutan kota di RT 31, Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menyedot perhatian warga.

Mereka memenuhi tangga, tebing, atap rumah, dan pagar-pagar di sekitar lokasi reka ulang.

Tiga pemuda jadi tersangka dalam pembunuhan sadis ini, yakni Bambang Hermanto (24), Adda Faroki Manda (20), dan Fendi Eko Nurwahyudi (21). 

Hujat dan cemooh warga mengiringi adegan demi adegan yang diperagakan para tersangka.

"Kalau perlu jangan dihukum mati, hukum seumur hidup saja, biar tahu rasa sakit di penjara seumur hidupnya," kata Siti Fatonah, kerabat korban di tengah kerumuman, Kamis (9/3/2017).

Ketiga tersangka menghabisi Mulyadi (65), Lasiyem (55), dan Putra Susila (5) pada 22 Februari 2017 lalu di rumah korban di Gang Merpati. Belakangan baru terungkap, Bambang merupakan anak tiri Mulyadi dari pernikahannya yang ketiga.

Sepanjang 27 adegan itu, seorang warga RT 31 bernama Taqwa (19) turut membantu polisi dalam memerankan korban, Mulyadi. Taqwa mengaku ikut menyaksikan betapa Bambang dkk beraksi tanpa belas kasih. Taqwa turut merasakan bagaimana Mulyadi dihabisi dengan cara sadis, yakni ditusuk berulang kali dengan pisau oleh Faroki.

Aksi itu berlangsung di hadapan Putra, anaknya yang masih balita.

"Oki (Faroki) menusuk pertama. Pisaunya bengkok. Kemudian dia luruskan lagi. Setelah itu menusuk terus sambil mendorong sampai tertidur di tempat tidur," kata Taqwa bersaksi.

Baca juga: Juragan Angkot dan Anaknya Ditemukan Tewas di Rumahnya

Kehadiran orang asing dan perlakuan pada ayahnya membuat Putra menangis histeris. Giliran Fendi langsung membekap Putra, mengikat dengan kabel plastik, lalu memasukkannya ke lemari dan menguncinya.

"Sedih melihat (adegan) ini," kata Taqwa.

Bambang tampak dingin dan tenang saat itu. Mereka kemudian menjarah mulai jam tangan, cincin, hingga uang dari kamar itu. "Mereka peragakan dengan muka dingin," kata Taqwa.

Terencana

Warga lain bernama Nurhayati dari RT 32 juga membantu polisi dalam memerankan diri sebagai Lasiyem. Ia merasa, para pelaku seperti sudah merencanakan aksi dengan matang.

"Semua pelaku seperti sudah siap sejak semula," kata Nurhayati.

Nurhayati menerangkan detil peragaan yang dilakukannya. Mulai dari Bambang yang datang malam-malam, memintanya bantu mengambil perkakas mobil, lalu mendadak disergap dua pria dalam mobil itu, dan langsung mengikat kaki tangan hingga mulut dengan lakban.

"Ya, kayak sudah rencana. Soalnya waktu saya masuk mobil tidak ada orang di dalam kecuali Bambang di kursi sopir. Saat duduk di belakang sopir, tiba-tiba muncul orang dari kursi belakang dan bekap saya dari belakang. Rasanya memang sangat terkejut jadinya," kata Nurhayati menceritakan apa yang diperagakan.

Kasus ini berawal dari warga menemukan Mulyadi dan Putra tewas secara mengenaskan di rumahnya, Februari lalu. Mulyadi bersimbah darah dan Putra tewas di dalam lemari pakaian.

Lasiyem ditemukan tewas di Kelurahan Buluminung, Penajam Paser Utara, dengan muka diisolasi pakai lakban. Tiga hari kemudian, polisi menangkap Bambang dkk sebagai tersangkanya.

Ketiga tersangka dijerat pasal 340 jo Pasal 338 jo Pasal 365 (3) jo Pasal 351 jo Pasal 170 KUHP dan pasal 80 (3) UUD Nomor 35 Tahun 2014 dengan ancaman terberat hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com