Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Atas Air Balikpapan, Dulu Kumuh Sekarang Asri

Kompas.com - 09/01/2017, 13:52 WIB
Lukas Adi Prasetya

Penulis

Kawasan itu pun dibangun bertahap. Aziz bercerita, rumah kayunya dulu berukuran 15 meter x 25 meter, tetapi di lokasi baru hanya 7 meter x 11 meter. Dengan kata lain, berkurang sekitar 75 persen. Lebih sempit. Sebagai ganti, tersedia jalan dan fasilitas.

Mila (32), warga lainnya, mengingat, dulu, rumah-rumah yang ada, berimpit-impitan. Nyaris tak ada gang yang lega untuk dijelajah. Saat laut pasang, warga harus memakai kapal kayu jika ingin ke darat. Tidak ada yang menanam pohon.

"Kalau saya ditanya memilih kondisi yang bagaimana, ya pilih sekarang. Apalagi setelah punya anak, saya melihat kondisi lingkungan lebih penting. Anak-anak sekarang berada di kampung yang cukup nyaman, bersih, dan menyenangkan," ujar Mila.

Perlahan penataan diterima warga. Kebiasaan warga berubah. Mereka yang dulu membuang sampah ke bawah rumah, kini tidak lagi. Seiring itu, "halaman" kampung yang seluas 11 hektar juga mulai ditanami bakau. Bakau primer yang dulu dibabat, mesti ditumbuhkan.

Ketua Tim Pengelola Permukiman/Kampung Atas Air Arbain mengatakan, sejak penanaman bakau pertama tahun 2000, sudah ditanam 40.000 pohon bakau. Masih jauh dari target 100.000 pohon. Masih jauh pula dari keinginan agar kampung ini punya "halaman" penuh bakau.

"Sekitar 30 persen bakau yang pernah ditanam itu mati karena sampah menutup bakau," ujar Arbain. Sebagai kawasan pasang-surut, Kampung Atas Air juga terpaksa dan tak bisa menghindari sampah terbawa arus laut dari wilayah lain. Begitu air surut, sampah tersangkut.

Kesadaran warga sudah ada. Setiap pekan, terkumpul 15-30 kg sampah, mayoritas plastik berupa botol kemasan, pembungkus makanan, dan tas keresek, yang terhampar dan tersangkut bakau. Sejumlah orang pencari cacing laut, juga ikut membantu menungut sampah plastik.

Geliat Kampung Atas Air-juga sekitarnya-terbantu oleh program tanggung jawab sosial (SCR) perusahaan. Mereka membantu membangun sejumlah fasilitas, seperti lokasi berjualan, tempat (aula) pertemuan, dan taman bacaan (perpustakaan).

Satu demi satu, penghargaan pun diraih kampung di Kelurahan Margasari itu. Dua prestasi selama 5 tahun terakhir, yakni Juara III Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2013, dan Juara I IMP Kementerian Dalam Negeri tahun 2011.

Sebelumnya, penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri, yakni Juara I Penataan Ruang Subbidang Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan (2008). Kampung ini juga pernah menyabet peringkat II Penataan Ruang Subbidang Penataan Ruang Subbidang Penataan Ruang Terbuka Hijau (2010).

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com