SURABAYA, KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, penggunaan e-government di Kota Pahlawan, Surabaya, bukan sekadar gaya-gayaan, melainkan sudah menjadi kebutuhan.
"Tenaga pegawai di Pemkot terbatas, apalagi selama dua tahun ini tidak ada rekrutmen pegawai baru. Sementara itu, jumlah pegawai pensiun bisa mencapai ratusan. Makanya, kami memaksimalkan tenaga TI untuk memaksimalkan tata kelola pemerintahan," kata Risma di Sidoarjo, Selasa (8/11/2016).
Setelah menghadiri penandatanganan nota kesepakatan bersama pelayanan perizinan terpadu berbasis elektronik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan implementasi e-government Pemerintah Kota Surabaya di Pendapa Delta Wibawa, dia menuturkan, manfaat teknologi informasi kini sangat signifikan.
Menurut dia, ini bukan hanya untuk transparansi, tetapi juga untuk penghematan.
"Kami bisa membangun jalan-jalan baru dengan biaya sendiri karena adanya penghematan dari sini," tutur Risma.
Wali Kota yang telah memimpin Surabaya selama dua periode ini menjelaskan, sistem pengelolaan keuangan daerah (mulai dari e-Musrenbang, e-budgeting, e-payment, dan sebagainya), juga tentang Surabaya Single Windows (SSW), e-SDM, e-monitoring, e-education, serta e-health, termasuk juga sistem siaga Command Center.
"Semua kami serahkan ke KPK. Saya senang banyak pemerintah daerah yang mengadopsi ini sehingga semua daerah bisa maju bersama-sama," katanya.
Gubernur Papua Lukas Enembe menyambut baik penandatanganan nota kesepakatan bersama tersebut. Menurut dia, selama ini, ada beberapa kepala daerah di Papua yang telah ditangkap KPK. Karena itu, dengan mengadopsi sistem e-government dari Pemkot Surabaya, diharapkan bisa menjadi bentuk pencegahan korupsi di Papua.
"Kami ingin model penerapan seperti Bu Risma. Dengan melaksanakan e-government ini, kabupaten dan kota di Papua juga bisa tumbuh dan tidak tertinggal dari daerah lain. E-goverment ini kalau semua bisa diterapkan di kabupaten/kota, Indonesia akan maju," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mendorong agar ada lebih banyak lagi pemerintah daerah (provinsi/kota/kabupaten) yang menerapkan sistem tata kelola pemerintahan berbasis elektronik (e-goverment) seperti yang telah diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Penggunaan sistem elektronik, selain efektif dan efisien, juga menjadi fondasi untuk menciptakan peradaban baru," katanya.
Selain Wakil Ketua KPK, acara tersebut dihadiri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Sidoarjo Saiful Illah, Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi, serta 25 bupati dan wali kota yang ikut menjadi bagian penandatanganan nota kesepakatan tersebut, di antaranya Bupati Bojonegoro Suyoto.
(Baca juga: Risma: Saya Tidak Pernah Membebani Pengusaha)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.