Marwah Daud: Kami Sedang Mencari Kebenaran

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim, mengaku, pihaknya saat ini sedang mencari kebenaran dalam kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Dia meminta publik tidak tergesa-gesa menghakimi padepokan Dimas Kanjeng yang saat ini sedang berproses secara hukum.

Dia juga berharap, pengikut Dimas Kanjeng yang ada di padepokan maupun tidak, tetap bersabar dan tidak resah, karena proses hukum sedang berjalan.

"Kami ini sedang mencari kebenaran, jadi ikuti saja proses hukumnya," katanya usai diperiksa di Mapolda Jatim, Senin (17/10/2016).

Sampai saat ini, dia mengapresiasi kinerja polisi dalam memproses kasus Dimas Kanjeng.

"Kami harapkan polisi bekerja profesional, untuk kebenaran dan keadilan demi negara Pancasila," ujarnya.

Pada pemeriksaan pertama, politisi Partai Golkar yang juga mantan anggota DPR RI itu masih bersaksi seputar tugasnya sebagai salah satu ketua yayasan yang menaungi padepokan Dimas Kanjeng.

Tajul Ibrahim, suaminya, harusnya juga hadir sebagai saksi. Namun pria yang juga disebut salah satu "Sultan" di padepokan itu tidak hadir karena sakit.

Berdasarkan penelusuran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, ada dua yayasan yang menaungi padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur itu. 

Pertama bernama Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dengan akte notaris Ayu Marliaty SH pada 2 Mei 2012. Yayasan itu terdaftar di Kemenkum HAM dengan SK No. AAHU-3632 AH.01.04 tahun 2012 tanggal 13 Juni 2012. Yayasan tersebut diketuai oleh Mishal alias Sahal. 

Kedua, Yayasan Keraton Kesultanan Sri Raja Prabu Rajasanegara dengan akte notaris Siti Choiriyah SH M Kn nomor 01, tanggal 1 Agustus 2016, yang terdaftar di Kemenkum HAM dengan SK No. AHU-0031732. AN.01.04 tahun 2016 tertanggal 11 Agustus 2016. Yayasan ini diketuai oleh Dr Marwah Daud Ibrahim. 

(Baca juga: Marwah Daud dan 5 Pengikut Dimas Kanjeng Diperiksa Polda Jatim)