Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persilakan Warga Kembalikan Raskin Jelek, Bulog Siap Mengganti

Kompas.com - 06/10/2016, 10:28 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kepala Gudang Bulog Bawen, Saeful Hidayat mengaku sudah melakukan pengecekan terhadap beras untuk rakyat miskin (raskin), di beberapa desa yang sebelumnya dikabarkan bermutu jelek atau tidak layak konsumsi.

Salah satu yang ia cek adalah di Desa Candi, Kecamatan Bandungan. Di Desa Candi, ia menemukan masih ada empat karung beras raskin masing-masing berukuran 15 kilogram masih ada di kantor desa. Padahal beras tersebut adalah pembagian raskin tanggal 5 September lalu. Artinya beras tersebut sudah sebulan lebih tidak terdistribusikan.

"(berarti) Masih ada masyarakat yang belum bisa nebus atau bayar. Kita tidak tahu selama penyimpanan dikantor desa, beras bisa saja rusak," kata Saeful Hidayat, melalui sambungan telepon, Kamis (6/10/2016).

Pengecekan tersebut ia lakukan, Rabu (5/10/2016) siang dengan didampingi oleh Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswasnto dan sejumlah Satgas Raskin desa setempat.

Pengecekan dilakukan disejumlah desa di Kecamatan Bandungan dan Sumowono, seperti yang diadukan oleh masyarakat kepada dewan.

"Kalau raskin untuk Bandungan dan Sumowono, dropping-nya sudah 5 September lalu. Jadi sudah satu bulan yang lalu," jelasnya.

Namun dirinya tidak ingin berpolemik panjang, karena dalam pendistribusian raskin ini bagi Bulog sudah menjadi komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.  Pihaknya akan mengganti raskin yang bermutu jelek. Ia pun mempersilakan warga melapor atau mengembalikan raskin bermutu jelek tersebut ke desa atau kelurahan setempat.

"Kalau bulog, prinsipnya kalau ada yang rusak kita ganti. Itu kan ada puluhan ribu karung, kalau ada satu dua yang rusak mohon dimaklumi," ujarnya.

Terkait kualitas raskin yang jauh lebih baik pada pendistribusian bulan Januari hingga Maret, pihaknya mengakui pada bulan tersabut Bulog Bawen yang diberi kewenangan mendistribusikan raskin untuk kota Salatiga dan Kabupaten Semarang memang mendapatkan jatah beras premium dari Bulog pusat.

"Memang pada pembagian bulan Januari sampai Maret, kita pernah membagi beras yang premium. Tapi kita tidak bisa bagus terus," katanya.

Ia juga meminta masyarakat tidak membandingkan kualitas beras raskin dengan beras premium yang beredar di pasaran. Sebab dengan anggaran yang ada, Bulog hanya mampu melakukan pengadaan beras jenis medium. Beras yang dipasok oleh Bulog Bawen berasal dari Kabupaten Demak dan Grobogan.

"Kualitasnya memang berbeda dengan beras premium yang dipasar-pasar. Kita Harga Pembelian Pemerintah (HPP)nya cuma Rp 7.700, kalau premium di pasaran kan Rp 9.700," katanya.

Kendati beras yang diserap oleh Bulog hanya mampu pada kelas medium, namun secara berkala pihaknya melakukan spraying dan fumigasi untuk mengantisipasi beras busuk atau terkena hama.

Ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam mendistribusikan raskin, yakni dengan mengikutsertakan Satgas raskin masing-masing desa ke gudang Bulog untuk ikut mengecek kualitas beras.

"Kita akan melibatkan satgas raskin, mereka bisa cek dan memilih beras," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga di tiga wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang, yakni Bandungan, Ambarawa dan Sumowono mengadu ke dewan karena mendapatkan beras raskin yang tidak layak. Beras yang dibagikan kepada warga miskin tersebut berwarna kuning kecokelatan, berbau dan kadar beras pecah atau menirnya tinggi.

"Harus dicuci dengan air hangat dulu sebelum dimasak. Seingat saya, raskin tahun ini yang bagus hanya tiga kali saja," ungkap Jafarin (28), warga RT 4 RW II, Lingkungan Ngonto, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Selasa (4/10/2016) siang.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto yang mendapat laporan ihwal beras miskin tersebut mengatakan, laporan raskin bermutu jelek tidak hanya datang dari Kecamatan Bandungan dan Ambarawa saja. Sejumlah warga dari Desa Kemawi, Kecamatan Sumowono juga mengadukan hal yang sama.

"Kalau yang terjadi di Sumowono, warga memilih menjual raskin ke pasar kemudian dibelikan beras yang mutunya lebih baik. Mereka rugi juga kan, karena otomatis jumlah berasnya lebih sedikit," kata Said.

Baca: Raskin Ini Harus Dicuci dengan Air Hangat agar Layak Dimakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com