Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semarang Punya Rumah Singgah untuk Pasien Kanker yang Berobat Jalan

Kompas.com - 27/09/2016, 08:58 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Rumah singgah di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang diresmikan pada Senin (26/9/2016) menjadi simbol bahwa hidup bisa untuk berbagi kepada yang lain.

Rumah ini membantu warga dari kalangan miskin untuk memperoleh haknya dalam bidang kesehatan dan pendidikan.

Rumah yang berada di Jalan Kedung Jati Nomor 6 Semarang ini menjadi rumah singgah sementara pertama di Jawa Tengah bagi anak-anak yang menjalani perawatan akibat penyakit kanker.

Keberadaan rumah membantu pasien menghemat biaya perjalanan, serta menghadirkan pasien tepat waktu kala memeriksakan penyakitnya di rumah sakit.

Rumah singgah ini dilengkapi sarana belajar, tempat bermain, hingga 11 ruang istirahat. Anak bisa tinggal sekaligus dirawat di rumah singgah ini.

Mereka yang boleh tinggal ialah anak berusia 0 hingga 18 tahun, dan mempunyai kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Yayasan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (Ykaki) yang menginisiasi rumah singgah menyediakan dua guru dengan keterampilan khusus.

Ira Soelistiyo, ketua sekaligus founder Ykaki, mengatakan, rumah singgah dibangun untuk memberikan bantuan kepada anak yang menderita kanker. Di rumah ini, keluarga bisa mendampingi sang anak ketika berobat.

Ira menceritakan pengalamannya sendiri ketika anaknya pada tahun 1984 menderita kanker hingga berobat di Amsterdam, Belanda. Kala berobat, ia tidak punya tempat tinggal untuk menunggui anaknya. Akhirnya ia dibantu seorang suster yang menawarkan asrama untuk tempat tinggal sementara.

Setelah berobat, penyakit sang anak kembali kambuh pada 1993. Ia berangkat lagi ke Amsterdam untuk pengobatan serupa. Sama dengan perjalanannya pertama, ia ditawari tinggal di asrama.

Dari pengalaman itulah ia punya ide menyediakan tempat serupa ketika kembali ke Indonesia.

“Anak bisa berumur sampai 25 tahun. Sejak itu saya janji bila kembali harus berbuat sesuatu untuk anak Indonesia,” tutur Ira.

Pada tahun 2008, kegiatannya memfasilitasi anak-anak penderita kanker mendapat sambutan dari dermawan. Perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya membantu pendirian rumah singgah, dan beberapa kali memberikan biaya operasional sehari-hari.

Dengan rumah singgah, Ira pun bisa membantu anak-anak penderita kanker. Anak juga diberikan materi belajar sesuai kurikulum terbaru 2013.

“Kita berikan materi, kami mempunyai dua guru yang membantu anak penderita kanker dengan penuh. Mari kita bantu anak kanker, dengan tidak lupa tujuan adalah mengobati," ujar Ira.

Sangat bermanfaat

Beberapa anak sudah menikmati manfaat dari rumah singgah ini. Mereka di antaranya Fatan (2) dan Alia Azzahra (3,5).

Fatan, anak pertama dari pasangan Dedi Riyanto dan Eka Puspitasari dari Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, menderita penyakit leukimia. Ia telah memeriksakan di RS Kariadi Semarang hingga 48 kali.

Sementara Alia, putri dari Muslikah (35), dari Kabupaten Pekalongan menderita kanker ginjal. Alia baru tinggal di rumah singgah selama satu minggu belakangan dan telah memeriksakan penyakitnya selama enam kali.

Muslikah mengatakan, jadwal pengobatan rutin untuk kemoterapi bagi anaknya seminggu sekali. Penyakit kanker ginjal diketahui muncul sejak enam bulan lalu. Sang anak pun kini menjalani pengobatan rawat jalan.

“Saya pakai BPJS. Jadi gratis semua. Di sini iuran Rp 5.000 untuk keperluan sehari-hari, tapi makan dikasih semua,” imbuh Muslikah.

Sementara ibunda Fatan, Eka Puspitasari sempat indekos sebelum tinggal di rumah singgah ini. Ia pun beruntung karena biaya perjalanan saat ini berkurang signifikan.

“Ketahuan pas usia 14 bulan, awalnya panas, pucat, ternyata setelah diperiksakan kena gejala leukemia. Sekarang sudah mulai ada perubahan, dulu pernah perutnya bengkak,” ujar Eka, menceritakan.

“Pengobatan sudah 48 minggu, ini sudah 49 kali. Di sini bayar Rp 5.000 sehari, dapat sabun. Semua dikerjakan bersama,” imbuh ibu muda ini.

Rumah singgah merupakan wujud nyata berbagi kepada sesama. Menurut Profesor Soemantri, seorang anak yang menderita kanker banyak penyebabnya, salah satunya terlambat datang dalam pemeriksaan. Oleh karena itu dibutuhkan satu langkah pencegahan, sekaligus menekan biaya, waktu dan tenaga dari keluarga.

“Kita bisa deteksi dini kalau laboratorium kita bagus, tapi kita kan dokternya kurang. Di RS Karyadi ini memadai, jadi ke depan kita tidak perlu ke Singapura,” tambah Soemantri.

General Manager Comunication PT Sumber Alfaria Trijaya Nur Rahman mengatakan, rumah singgah menjadi jembatan untuk perawatan jalan di rumah sakit besar. Sumbangan yang diberikan merupakan produk CSR dan uluran tangan dari konsumen yang menyisihkan sisa uang yang berbelanja.

“Itu donasi konsumen. Kalau ada kembalian Rp 200 kami kembalikan uangnya untuk aksi sosial seperti ini,” katanya.

Rumah singgah ini pun adalah wujud nyata berbagi kepada sesama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com