Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Kumuh Nenek Sebatang Kara Itu Kini Dibongkar dan Diperbaiki Warga

Kompas.com - 25/09/2016, 17:12 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Tidak banyak yang diucapkan Asmo Welas Asih (86) atau Mbah Asmo saat rumahnya dibongkar oleh warga.

Wanita berusia 86 tahun itu hanya mampu mengucapkan terima kasih karena semua pihak yang telah memperhatikannya.

"Maturnuwun, kula remen (Terima kasih, saya senang)," ucapnya.

Wajah, rambut, dan tubuh Asmo kini tampak lebih bersih. Baju dan kain yang dikenakan juga baru.

Pada hari-hari sebelumnya, ia terlihat sangat kotor dan bau. Selama rumahnya diperbaiki oleh warga, Asmo untuk sementara tinggal di rumah tetangga sebelah.

"Kula remen," ucap Asmo sembari membetulkan kain jarik (batik) baru yang membalut kakinya.

Sesekali wajahnya tersenyum kepada warga yang menyapanya.

Pendengaran Asmo memang sudah berkurang karena usia lanjut sehingga komunikasi dengannya kurang lancar.

Namun, penglihatan dan kesehatan tubuh Asmo masih cukup baik.

Mbah Asmo merupakan warga Kampung Nambangan RT 07, RW 20, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah.

(Baca juga Lewat Twitter, Ganjar Pranowo Tangani Mbah Asmo yang Sebatang Kara Hidup di Rumah Kumuh)

Nenek ini bertahun-tahun hidup sebatang kara tinggal di rumah yang sangat tidak layak huni.

Sebagian besar atap rumahnya ambrol termakan usia dan cuaca buruk. Perabot di dalam rumah sudah usang. Sampah dan kotoran tikus berserakan di rumah tersebut.

Jangankan memperbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja Asmo mengandalkan belas kasihan warga sekitar.

Pakaian lusuh yang melekat di tubuh nenek tersebut adalah satu-satunya harta yang ia miliki.

(Baca juga Nenek Sebatang Kara Ini Tinggal di Rumah Kumuh Penuh Kotoran Tikus)

Kepala Kelurahan Rejowinangun Utara Bambang Sulistyo mengatakan, sejak Sabtu (24/9/2019) kemarin, warga setempat dan relawan melakukan kerja bakti membongkar rumah Asmo.

Pembongkaran dilakukan karena rumah tersebut sudah tidak layak dihuni sehingga harus dibangun kembali meski sederhana tetapi layak dan sehat.

Menurut Bambang, beberapa kali warga sudah membujuk Asmo untuk ditempatkan di panti jompo atau pindah di rumah tetangga. Namun, Asmo sering menolak. Ia lebih memilih tetap tinggal di rumah tersebut.

"Kami sudah beberapa kali membujuk beliau untuk pindah, tetapi beliau yang menolak. Kami tidak bisa memaksanya. Warga juga kerap memberi bantuan makanan kepada beliau," ujar Bambang.

Camat Magelang Tengah Triyamto Sutrisno mengatakan bahwa perbaikan rumah Asmo ditargetkan selesai seminggu ke depan.

Meski perbaikan itu tidak menyeluruh, yang terpenting ada ruangan atau kamar yang kokoh, sehat dan layak dihuni bagi Asmo.

Triyamto menyebutkan, bantuan untuk Asmo datang dari Pemkot Magelang, warga, dan donatur secara spontan. Bantuan itu berupa bahan pokok, terpal, papan kayu, perlengkapan Asmo sehari-hari, dan lain-lain.

Menurut Triyamto, pemerintah sudah menyediakan bantuan melalui program renovasi rumah rakyat miskin. Sayangnya, Asmo tidak memenuhi syarat mendapatkan bantuan itu karena rumah itu bukan atas namanya.

"Sertifikat rumah beliau atas nama almarhum suaminya. Sertifikat dibawa oleh anak kandung suaminya dari istri pertama. Sedangkan Mbah Asmo adalah istri kedua, jadi beliau tidak berhak," kata Tri.

Kendati demikian, ia memastikan bahwa dalam waktu dekat Asmo bisa menempati rumahnya kembali dengan nyaman dan sehat. Ia juga akan terus memantau kondisi Asmo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com