Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Sepak Bola Asad Purwakarta Tolak Pinangan Klub Spanyol Villarreal

Kompas.com - 16/09/2016, 14:37 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kesekian kalinya, tim sepak bola Asad 313 Jaya Perkasa Purwakarta menolak pinangan klub besar tim Eropa. Klub-klub Eropa tersebut membidik tiga pemain Asad.

"Kemarin saat kami main di Barcelona, beberapa anak kami diminta oleh klub dari Spanyol Villarreal," ujar Manajer Asad 313, Alwi Hasan, kepada Kompas.com di Purwakarta, Jumat (16/9/2016).

Permintaan itu, sambung Alwi, tidak langsung ditanggapi saat itu. Penolakan disampaikan beberapa saat setelah Spanyol intens menghubunginya via e-mail. Penolakan pun disampaikan melalui e-mail.

"Kami jelaskan, anak-anak ini masih kecil sehingga membutuhkan pembinaan selain olahraga, tapi persoalan spiritual, budi pekerti, hingga nasionalisme harus ditanamkan," tuturnya.

Untuk itu, pihaknya masih akan tetap bertahan di Purwakarta. Terlebih lagi, saat ini Purwakarta memiliki konsep pendidikan berkarakter, baik untuk Asad maupun siswa lainnya.

"Kalau dikirim sekarang ke luar negeri, khawatir salah gaul. Mereka masih usia binaan," ungkapnya.

Sebelum menolak tawaran Spanyol, pada tahun 2014, seusai main di Danone Nations Cup (DNC) mereka juga menolak tawaran salah satu klub Eropa. Yang dibidik masih tiga anak, di antaranya Yadi Mulyadi dan Reynaldi.

Berita sebelumnya, nama Asad Purwakarta terkenal semenjak ikut ajang DNC 2014 lalu. Di sana, Asad dijuluki "Superkids Indonesia".

Selain berhasil melumpuhkan tim besar, Asad menjadi idola di DNC. Hal ini karena keramahan Asad.

Mulai memasuki hotel, sebelum pertandingan, bahkan sesudah pertandingan, tim ini kerap cium tangan pelatih. Mereka pun menjadi pujaan dan banyak tim yang minta foto bareng.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku, anggaran yang disiapkan untuk pembinaan tim Asad sebesar Rp 1,5 miliar per tahun. Dana itu untuk makan, perlengkapan, honor pelatih, dan manajer.

"Itu di luar pertandingan. Kalau pertandingannya menggunakan sponsor seperti di MIC, kami tidak mengeluarkan uang. Tapi kalau tidak bersponsor seperti di Thailand nanti, kami yang tanggung biayanya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com