Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaruh Asa di Kampung Andir Purwakarta

Kompas.com - 15/09/2016, 10:11 WIB
Reni Susanti

Penulis

 

Filosofis sumah Sunda

Menurut Adimiharja dalam Nuryanto (2006), bentuk panggung dalam bangunan Sunda mempunyai fungsi teknik dan simbolik.

Secara teknik rumah panggung memiliki tiga fungsi, yaitu: tidak mengganggu bidang resapan air, kolong sebagai media pengkondisian ruang dengan mengalirnya udara secara silang baik untuk kehangatan dan kesejukan, serta kolong juga dipakai untuk menyimpan persediaan kayu bakar dan lain sebagainya.

Sementara secara simbolik, didasarkan pada kepercayaan orang Sunda, bahwa dunia terbagi tiga: buana larang, buana panca tengah, dan buana nyuncung.

Buana panca tengah merupakan pusat alam semesta dan manusia menempatkan diri sebagai pusat alam semesta. Karena itulah tempat tinggal manusia harus terletak di tengah-tengah, tidak ke buana larang (dunia bawah/bumi) dan buana nyuncung (dunia atas/langit).

Dengan demikian, rumah tersebut harus memakai tiang yang berfungsi sebagai pemisah rumah secara keseluruhan dengan dunia bawah dan atas. Tiang rumah juga tidak boleh terletak langsung di atas tanah, oleh karena itu harus di beri alas yang berfungsi memisahkannya dari tanah yaitu berupa batu yang disebut umpak.

Bangunan di Kampung Andir menggambarkan hal tersebut. Bentuk atap yang digunakan adalah julang napak. Adapun buana panca tengah menggunakan bilik dari bambu, dilengkapi dengan pintu dan jendela.

Di dalam rumah tersebut terdapat satu ruang utama, kamar tidur, kamar mandi, dan dapur.

Di bagian depan dilengkapi dengan ciri khas rumah Sunda lainnya, yaitu jojodog (balkon).

Saat ini, terdapat 66 rumah di Kampung Andir.

Rumah itu diperuntukkan bagi warga Purwakarta yang rumahnya hancur oleh bencana alam dan tidak mampu memperbaikinya karena keterbatasan biaya. Namun, meski pemerintah sudah menyiapkan 66 rumah, baru 36 rumah yang ditinggali.

Mereka belum akan pindah ke Kampung Andir karena rumahnya yang dulu masih bisa ditinggali.

KOMPAS.com/RENI SUSANTI Anak-anak tengah bermain di Kampung Andir. Mereka merupakan korban bencana alam di tempat tinggal sebelumnya.
Menyimpan asa

Meski masih memiliki kekurangan, warga masih menaruh harapan dan asa pada Kampung Andir. Mereka berharap konsep Bupati Purwakarta membuat Kampung Andir menjadi kampung wisata segera terwujud.

Setelah semua fasilitas selesai, warga yang tinggal di Kampung Andir rencananya akan mendapat pelatihan tentang kepariwisataan.

Begitu semua persiapan selesai, kampung wisata ini bisa beroperasi. Jadi, ketika ada tamu asing atau luar kota datang ke Purwakarta dan ingin mencoba sensasi baru, maka ia akan datang ke kampung wisata.

Di kampung wisata, tamu bukan hanya menginap di rumah warga tapi juga bisa melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari bercocok tanam, beternak, hingga menikmati pengalaman hidup di desa seutuhnya. Kampung wisata ini bisa diakses siapapun. Harganya pun jauh lebih murah karena warga tidak memasang tarif tertentu.

“Tinggal memberi seikhlasnya kepada pemilik rumah pada saat wisatawan akan pulang. Dan rencananya bukan hanya Kampung Andir, karena sebanyak sembilan tempat yang tengah disiapkan menjadi kampung wisata,” sebut Dedi.

Dia menyebutkan, semua rencana ini pernah disampaikannya kepada Duta Besar Jerman untuk Indonesia. Menurut dia, Dubes berjanji akan mempromosikan hal itu kepada warga Jerman yang berkunjung ke Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com