Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan Miras dari Malaysia Manfaatkan "Air Mati"

Kompas.com - 17/07/2016, 08:51 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara Yonif 614/ Raja Pandhita mengamanan ratusan minuman keras (miras) ilegal dari Malaysia di perairan Sebatik.

Para penyelundup memanfaatkan air pasang yang lama atau air mati untuk memudahkan pemindahan ratusan botol miras ke mobil.

"Air mati memang kita antisipasi karena biasanya dimanfaatan perahu memasuki aliran sungai tradisional di sekitar pelabuhan Sei Nyamuk utk melakukan bongkar muat barang," ujar Komandan Satgas Pamtas Yonif 614/ Raja Pandhita Letkol Inf Rudi Setiawan Sabtu (16/072016).

Pada Sabtu dini hari sekitar pukul 00:30 Wita, anggota satgas yang sedang mengawasi situasi dermaga Sungai Nyamuk mencurigai sebuah mobil Toyota Innova yang parkir di dekat sebuah speedboad. Saat akan diperiksa, mobil tersebut justru kabur.

Petugas pun melakukan pengejaran terhadap mobil yang disopiri Basri (35) warga Desa Mantias tersebut hingga di Pos Satgas Pamtas Tanjung Aru.

"Dari dalam mobil kita dapati beberapa kardus yg berisikan 240 botol miras ilegal dari Malaysia," ucap Rudi.

Dari pengakuan Basri, ratusan miras ilega tersebut dikirim oleh Rose (43) warga Tawau Malaysia. Saat ini ratusan miras dan Basri diamankan di Pos Tanjung Aru untuk dimintai keterangan.

"Jenis mirasnya. Carlsberg 68 kaleng, Royal Stout 100 kaleng, Civas 12 botol, Redbull 36 botol dan bir bintang 24 botol. Barang bukti kita amankan, nanti akan kita serahkan kepada piha yang berwenang," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com