Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Lihat Harimau Siberia di Ungaran? Kunjungi Tempat Ini

Kompas.com - 19/06/2016, 17:22 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Tak hanya koleksi tanaman obat dari dalam dan luar negeri yangn ada di agrowisata Sidomuncul di Desa Diwak, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

Agrowisata yang menempati lahan seluas 1,5 hektar di lingkungan PT Sidomuncul ini tenyata juga dihuni ratusan jenis satwa.

Sejak mulai dirintis 1999-2014 lalu, jumlah satwa di tempat ii mencapai 27 jenis ekor, antara lain harimau sumatera, harimau siberia, buaya, berbagai jenis kera dan monyet, orang utan, kasuari, merak, burung kakatua, elang, ular, kuda, dan sebagainya.

Direktur Utama PT Sidomuncul, Irwan Hidayat mengatakan, koleksi satwa dalam dua tahun terakhir mengalami lonjakan, lantaran kerap mendapatkan titipan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah.

Irwan mengaku tidak keberatan menampung satwa dari BKSDA sepanjang daya tampung di agrowisata itu masih memadai.

"Mungkin BKSDA bingung mau ditaruh di mana hewan sitaan ini. Kalau di sini kan terawat, makanan dan kesehatannya terjamin," kata Irwan.

Pada Februari 2016 lalu BKSDA kembali menitipkan seekor beruang madu yang baru berumur enam bulan.

Kata Irwan, beruang tersebut diserahkan pemiliknya warga Pekalongan kepada BKSDA lantaran takut berurusan dengan hukum.

"Bokli ... Bokli ...," Irwan memanggi beruang madu yang bernama Bokli tersebut.

Bokli ternyata sedang bermain di dalam kerangkeng besi berwarna hijau. Bokli belum dimasukan di dalam kandang, karena tergolong pendatang baru sehingga masih dalam masakarantina.

Perilaku hewan ini terlihat jinak, menunjukkan satwa langka ini sudah terbiasa dengan kehadiran manusia di sekelilingnya.

Sebenarnya, perlindungan satwa liar diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

Sesuai undang-undang tersebut, memiliki atau memelihara satwa liar secara ilegal dapat dikenai sanksi penjara maksimal 5 tahun dan denda Rp 100 juta.

"Orang-orang pada takut, sekarang dengan sadar nyerahin (hewan-hewan langka) ke BKSDA," ujar Irwan.

Salah satu bukti bahwa satwa di Agrowisata Sidomuncul ini terawat dengan baik adalah kelahiran dua bayi harimau Siberia pada 2 Januari 2016 lalu.

Sehingga saat ini total satwa jenis harimau berjumlah total 15 ekor, yakni 12 ekor harimau siberia, dua ekor harimau sumatera dan satu ekor liger atau persilangan singa dan harimau.

"Sehari untuk makan satu ekor macan butuh dua ekor ayam. Untuk macan yang dewasa, kadang dicampur vitamin B Complex, kelihatan gemuk-gemuk kan?" kata Adi, salah seorang penjaga satwa spesialis mamalia dan primata di Agrowisata Sidomuncul.

Menurut Staf Adiministrasi Agrowisata Sidomuncul, Nugroho Wisnu (21), jumlah satwa di tempat tu saat ini mencapai 107 ekor.

Selain harimau, koleksi lainnya yang cukup banyak yaitu buaya yang terdiri atas enam ekor buaya muara dan tiga ekor buaya sinyulong atau buaya ikan.

Sedangkan untuk asupan satwa yang dipelihara di tempat ini, kata Nugroho, terdiri dari daging ayam, ikan segar, sayuran, buah-buahan dan secara rutin diberikan vitamin untuk menjaga stamina tubuh.

"Satu hari bisa menghabiskan 28 ekor ayam atau sekitar 56 kilogram daging ayam," ujarnya.

Sementara untuk pemantauan dan pemeliharaan, satwa-satwa yang di Agrowisata Sidomuncul ini dipercayakan kepada empat penjaga satwa yang bertanggung jawab berdasarkan jenis satwa.

Sedangkan untuk memantau kesehatan satwa termasuk asupan gizinya, Agrowisata Sidomuncul mempunyai seorang dokter hewan yang secara rutin datang berkunjung setiap hari.
"Adi spesialis mamalia dan primata, Erfa keeper unggas, Rohim keeper hewan pemakan eumput dan Rohayati keeper spesialis hewan karantina. Sedangkan dokter Ahmad Syaefudin setiap hari memantau asupannya apa saja, semua ditakar," imbuh Nugroho.

Agrowisata Sidomuncul merupakan area publik terbatas yang dikunjungi rata-rata 8.000 orang wisatawan per bulan dan tanpa dipungut biaya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com