MAMUJU, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa berunjuk rasa memprotes aksi pengeroyokan oleh anggota Polres Mamuju, Sulawesi Barat, terhadap salah satu mahasiswa di sana. Aksi protes berlangsung ricuh ketika mahasiswa menyandera sebuah bus yang melintas di depan Mapolres Mamuju, Minggu (22/5/2016) siang.
Dalam unjuk rasa itu, mahasiswa menuding polisi main hakim sendiri. Mereka nyaris terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.
Keributan terjadi ketika sebuah bus yang melintas di depan polres ditahan dan disandera mahasiswa. Ketegangan antar mahasiswa dna puluhan aparat pun terjadi.
Wakil Kepala Polres Mamuju Komisaris Polisi Andry tampak emosional dan mendesak pengunjuk rasa agar memberi kesempatan kepada sopir bus melanjutkan perjalanan ke tujuan.
Saling dorong antara mahasiswa dan polisi pun tak terhindarkan. Kericuhan berakhir setelah para mahasiswa membolehkan bus melaju kembali.
Aksi protes ini dipicu oleh insiden kecil di sebuah minimarket di Mamuju beberapa waktu lalu. Ketika itu, salah seorang anggota Polres Mamuju marah saat mendapati motornya yang sedang diparkir di depan minimarket terjatuh.
Polisi itu menuduh seorang mahasiswa bernama Sutrisno sebagai penyebab jatuhnya motor tersebut.
Tak lama kemudian, sekitar sembilan orang polisi berseragam mendatangi rumah Sutrisno. Sutrisno yang sedang duduk santai bersama teman dan keluarganya langsung dijemput dan dibawa ke Polres Mamuju.
Sutrisno mengaku dikeroyok oleh polisi yang menjemputnya dalam perjalanan, tepatnya di SMP Negeri 2 Mamuju. Korban mengalami luka lebam di wajah dan sejumlah luka memar di sekujur tubunya.
"Saya tidak tahu masalah tiba-tiba saya dijemput sekitar 9 polis berseragam. Di tengah jalan saya kemudian dikeroyok dan jadi bulan-bulanan polisi," ujar Sutrisno.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.