Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPD: Hantu Spekulan Lebih Hebat dan Menakutkan Ketimbang Komunisme

Kompas.com - 20/05/2016, 13:30 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Ketua DPD RI, Irman Gusman mengungkapkan negara sudah seharusnya lebih memperhatikan tindakan spekulan pangan ketimbang isu komunisme.

"Spekulan pangan cukup berbahaya dapat merongrong kewibawaan negara, di Malaysia spekulan pangan, siapa yang bermain-main dengan kebutuhan pangan rakyat akan dijerat dengan UU subversif," kata Irman Gusman saat melakukan kunjungan ke Gudang Bulog Provinsi Bengkulu, Kamis (19/5/2016).

Ia menceritakan, banyak negara yang mengalami instabilitas akibat ketahanan pangan yang tidak stabil. Irman menyontohkan, Venezuela sebagai negara yang kaya namun mengalami instabilitas akibat ketahanan pangan yang kurang baik.

"Hantu inflasi, hantu spekulan itu lebih hebat dan menakutkan ketimbang komunisme," ujar dia.

Ia juga menyatakan peran Bulog sebagai BUMN harus diperkuat untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat. Bulog, kata dia, harus bekerja tidak melulu mengejar keuntungan namun lebih berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Kepala Divisi Regional Bulog Bengkulu, Imran Rasyidi melaporkan bahwa ketersediaan beras di gudang Bulog Provinsi Bengkulu saat ini 10.500 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Capaian serapan beras kita hingga saat ini pun mencapai rekor tertinggi se-Indonesia dengan capaian lebih dari 45 persen," katanya.

Ia mengatakan, Bulog Provinsi Bengkulu membutuhkan tambahan gudang baru untuk menampung gabah dari para petani.

Usulan kepala Bulog tersebut, kata Irman Gusman, akan disampaikan pada Dirut Bulog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com