Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Anjlok 50 Persen, Petani Rumput Laut "Menjerit"

Kompas.com - 12/04/2016, 18:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

SUMBAWA BARAT, KOMPAS.com - Petani rumput laut di Desa Labuhan Kertasari, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat, mengeluhkan harga jual rumput laut yang semakin turun.

Sebelum harga jual turun hampir 50 persen, para petani dapat meraup untung besar dari kegiatannya sebagai petani rumput laut saja.

"Dua tahun kemarin itu harganya masih Rp 10.000 sampai Rp 12.000 per kilogram. Sekarang, cuma dihargai Rp 6.000 sampai Rp 6.500 saja. Kalau harganya enggak turun, saya bisa dua kali umrah," kata salah satu petani, Baji Ngai, (40) kepada Kompas.com di Taliwang, Selasa (12/4/2016).

Ngai menceritakan, saat sedang panen, petani rumput laut di sana biasanya dapat memperoleh hingga dua kuintal atau 200 kilogram rumput laut basah. Waktu panen rumput laut juga termasuk cepat, berkisar 1 sampai 1,5 bulan sekali.

Dengan perhitungan seperti itu, saat harga jualnya tinggi, para petani bisa mendapatkan Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta sekali panen.

Dengan harga jual saat ini, petani hanya bisa mendapatkan kurang lebih Rp 650.000 untuk sekali panen.

Semua petani rumput laut di Desa Labuhan Kertasari memberikan hasil panennya kepada pengepul yang sudah biasa menampung rumput laut mereka.

Para petani mengungkapkan bahwa harga rumput laut sudah melorot di tingkat pengepul. Mereka juga tidak mengetahui apa yang menyebabkan harga jual rumput laut anjlok.

"Kita minta tolonglah sama pemerintah. Capek jadi petani begini-begini saja, tolong pemerintah bantu," kata petani rumput laut lainnya.

Desa Labuhan Kertasari sudah lama dikenal sebagai tempat budidaya rumput laut. Desa ini ditetapkan sebagai Kebun Bibit Rumput Laut dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com