Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Mulai Surut, Lapangan Bola di Dayeuhkolot Masih Mirip Empang

Kompas.com - 14/03/2016, 22:07 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Banjir yang menggenangi Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sejak Sabtu (12/3/2016), mulai surut pada Senin (14/3/2016). Meski demikian, genangan belum semua hilang, sebagian pengungsi masih belum bisa pulang ke rumah, dan kerusakan peralatan rumah tangga belum terpikirkan solusinya.

"Banjir ini paling buruk dari yang pernah saya alami di sini," kata Komandan Markas Batalyon Zipur 3 Kodam III Siliwangi Kapten Maryanto, Senin (14/3/2016).

Seluruh kompleks markas dan asrama batalyon ini di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, turut "tenggelam" oleh banjir kali ini. Gambarannya, lapangan bola standar di halaman markas komando batalyon tersebut, hari ini masih terlihat bak kolam renang luas atau empang.

"Ini sudah surut. Sampai kemarin (Minggu, 13/3/2016), halaman kompleks ini dengan kantor Kecamatan Dayeuhkolot di seberang jalan, nyambung," tutur Maryanto.

Menurut Maryanto, air bah datang tak disangka pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Dua tanggul di sekitar markas tersebut, yang membatasi kompleks dengan bantaran Citarum, jebol.

"Semua peralatan rusak, dari pompa air sampai dispenser," sebut dia.

Sampai Senin petang, urusan buang air bersih di toilet pos jaga markas harus menggunakan air minum dalam kemasan karena tak ada lagi pasokan air bersih lain.

Terbesar, terburuk

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjenguk para korban terdampak banjir di Dayeuhkolot, Senin.

Datang langsung dari kunjungan kerja yang dipersingkat di Malang, Jawa Timur, Khofifah juga mendatangi dapur umum di Universitas Telkom di Buah Batu, Kota Bandung, yang tiga kali sehari menyediakan masing-masing sekitar 8.000 nasi bungkus.

Di Dayeuhkolot, Khofifah sempat pula berdialog dengan pengungsi di beberapa posko pengungsian, di kantor Kecamatan Dayeuhkolot dan di pemukiman yang masih terendam air.

Beragam bantuan—seperti makanan darurat, selimut, pakaian, kebutuhan anak—diserahkan secara simbolik di lokasi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com