Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak Jadi Pengemudi Ojek "Online", Triyono Bikin Ojek Kaum Difabel

Kompas.com - 11/03/2016, 06:30 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis


Lebih sejahtera

Lulusan Peternakan UNS Solo ini mengaku awalnya sulit bagi para difabel untuk menjadi pengemudi. Sebagian besar dari mereka tidak percaya diri karena keterbatasan fisik yang mereka miliki.

"Sulit sekali, Mas, banyak difabel yang tidak percaya diri. Saya harus pelan-pelan mendekati dari hati ke hati, dan satu per satu mereka akhirnya bergabung," ujarnya.

Dari pendekatan itu, akhirnya ada sekitar 20 orang difabel yang menjadi anggota Difa pada tahun 2015.

Menurut Triyono, sebelum bergabung dengan Difa, awalnya mereka hanya mencari uang dengan minta-minta di jalan, jualan sayur dan bahkan ada yang sama sekali tidak kerja.

"Ada yang sampai tidak diakui keluarganya karena difabel. Dihapus dari KK dan tidak punya KTP, lalu saya ajak jadi driver," tegasnya.

Setelah menjadi pengemudi di Difa, para penyandang disabilitas yang awalnya hanya mendapat penghasilan Rp 10.000-Rp 20.000 per hari, sekarang bisa membawa pulang uang Rp 100.000 dalam sehari, bahkan lebih.

"Pendapatan mereka naik, itu yang saya syukuri dan inginkan," tegasnya.

Menurut dia, uang total dari hasil menarik dibagi dua dengan perusahaan sebesar 30:70. Uang untuk perusahaan ini, guna membayar karyawan kantor dan untuk menambah armada.

"70 persen untuk driver, 30 kantor. Kita kan bayar karyawan, lalu harus memproduksi armada lagi karena banyak yang belum dapat armada," tandasnya.

Selain melayani jasa antar, Difa juga siap mengantar penumpang jika ingin tur keliling kota.

Tak hanya itu, Triyono juga merangkul para penyandang disabilitas yang memiliki produk-produk, seperti kuliner, madu hingga kerajinan. Para pengemudi Ojek Difa akan membantu mengantarkan produk yang dipesan ke pembelinya.

"Kan ada difabel yang usaha kreatif dan kuliner, mereka kita rangkul. Lalu kita juga kerja sama dengan kuliner-kuliner di Yogya untuk mengantarkan pesanan," tandasnya.

Triyono berharap, munculnya Difa bisa menginspirasi para difabel di kota-kota lain untuk melakukan hal yang sama.

"Harapan saya bisa menginspirasi sehingga muncul Difa di kota-kota lain sehingga difabel bisa mendapat penghasilan yang lebih besar dari sebelumnya," ucapnya.

Menurut dia, apa yang dilakukannya bukan semata-mata demi uang. Dia ingin membantu para difabel menjadi mandiri dan mendapat penghasilan yang cukup. Dengan kemauan yang keras, maka semua hal bisa dilakukan.

"Kami para difabel tidak ingin dikasihani. Ya semoga Difa bisa berkembang dan menginpirasi para difabel lainya untuk melakukan hal yang sama," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com